Senin, 04 Januari 2010

prinsip dan teknik dasar aikido

AIKIDO, “Jalan menuju keharmonisan energi dan jiwa”, diciptakan oleh O' Sensei Morihei Ueshiba pada sekitar tahun 1920an. Dasar dari Aikido itu sendiri adalah pemahaman dan kesadaran akan “hara” (center, pusat) diri sendiri, pemahaman dan kesadaran akan “Ki” (energi) yang mengalir didalam diri sendiri dan di luar diri (universe, alam semesta) dan pernafasan perut “Kokyu”. Didalam bahasa lain “Hara” juga dikenal dengan sebutan “Cakra”.


Pusat energi pada diri sendiri ini yang lazim juga disebut pusat tenaga dalam (Inner Energy) yang dimiliki oleh setiap manusia. Umumnya terpusat di sekitar 5 cm dibawah pusar manusia, disitulah letak “Hara” (center/pusat) yang merupakan tempat “Ki” (energi murni) mengalir melalui “Kokyu”. Sedangkan “Ki” yang ada dari luar diri lebih bersifat universal yang berasal dari alam semesta yang sifatnya selalu berusaha mencapai keseimbangan yang harmonis/stabil.


Dengan pemahaman dan kesadaran yang konstant atas keberadaan “Hara” dan aliran “Ki” yang mengalir didalam diri dan lingkungan kita didalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan pernafasan secara “Kokyu”, dipercaya dapat meningkatkan kewaspadaan diri dan pikiran (Body & Mind Awareness) terhadap diri maupun lingkungan kita. Sehingga pada akhirnya kita dapat merasakan akan adanya gangguan/ “Ki” yang buruk yang akan muncul, juga dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.


Kesadaran dan pemahaman konstant atas “Hara”, “Ki”, dan “Kokyu” sebagaimana dimaksud pada paragraf diatas didalam penerapannya pada tekhnik-tekhnik Aikido (Waza) adalah absolut/keharusan. Tanpa adanya pemahaman dan kesadaran tersebut tekhnik aikido (Waza) tidak akan berjalan dengan baik dan benar.


Didalam penerapan tekhnik Aikido dikenal adanya “Irimi”, “Tengkang” dan “Kaiten”, yang merupakan dasar gerakan untuk setiap tekhnik Aikido.


“Irimi” secara sederhana dapat diartikan dengan masuk/memasuki (entering). Maksud dari gerakan ini adalah masuk ke titik keseimbangan (center/Hara) lawan (Uke), sehingga centernya menjadi center kita dan lawan menjadi tidak stabil (unbalance).

“Tengkang” secara sederhana dapat diartikan dengan berputar/memutar badan dengan berporos pada salah satu kaki (Pivoting).

“Kaiten” secara sederhana dapat diartikan dengan memutar badan pada porosnya atau berbalik arah.


Didalam melakukan tekhnik Aikido, “Irimi”, “Tengkang” dan “Kaiten” tidak berdiri sendiri-sendiri namun dilakukan bersama-sama, apakah itu “Irimi” dengan “Tengkang” atau dengan “Kaiten”, atau “Tengkang” dengan “Kaiten”, atau malah ketiga-tiganya didalam satu “Waza”. Gabungan antara “Irimi”, “Tengkang”, dan “Kaiten” itu lah yang menciptakan gerakan berputar spiral (spiral movement) yang menjadi ciri khas tekhnik Aikido.


Diluar dari hal-hal tersebut diatas masih ada faktor-faktor pendukung lainnya didalam tekhnik Aikido seperti ; “Kamae” atau posisi awal (basic stance), “Tai Sabaki” pergerakan badan (body movement), “Musubi” atau interaksi secara harmonis (harmonious interaction), “Ma-ai” jarak awal yang aman (basic distance), juga tidak kalah pentingnya faktor “Ukemi” atau cara penyelamatan diri/cara jatuh karena sebab ketidak seimbangan diri (unbalance).


Dari seluruh factor-faktor diatas dapat diambil suatu pengertian dasar, bahwa seseorang didalam menerapkan “Waza” Akido adalah;
Dengan memiliki pemahaman dan kesadaran yang konstant akan “hara” tempat asal “ki” dirinya akan mengalir melalui “kokyu” lalu mempersiapkan diri dalam posisi “Kamae” yang tepat dengan situasi yang dihadapinya dan menjaga “Ma-ai” yang tepat dengan kemungkinan jenis ancaman yang akan muncul, lalu jika ancaman itu datang melakukan “Tai Sabaki” anggota badan secara “Musubi” melalui “Irimi”, “Tengkan” dan “Kaiten”, sehingga terciptalah pengendalian (controlling) dan penetralan (neutralization) yang efektif dan efisien atas ancaman tersebut. Dan jika mengalami posisi tidak seimbang (unbalance) dapat melakukan “Ukemi” dengan sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar