Kamis, 03 Juni 2010

Sabtu, 29 Mei 2010

bagus

Doshu Moriteru Ueshiba Ikkyo Ura

Ujian Kenaikan Tingkat

GRADING PROMOTION TEST
(Ujian Kenaikan Tingkat)

THE REQUIREMENTS/PERSYARATAN
I. Time of Practice/Waktu Latihan Belt/Obi :
( 6 - 5 ) = 30 ---- Kyu-5 -- White/Putih
( 5 - 4 ) = 35 ---- Kyu-4 -- Blue/Biru atau putih
( 4 - 3 ) = 40 ---- Kyu-3 -- Blue/Biru atau coklat
( 3 - 2 ) = 50 ---- Kyu-2 -- Brown/Coklat
( 2 - 1 ) = 60 ---- Kyu-1 -- Brown/Coklat
( 1 - I ) = 70 ---- DAN I -- Black/Hitam


Waktu Latihan kumulatif Uji dasar dan Uji Waza
II. Tecniques/Uji Waza yang diujikan

KYU-5

*Katate tori: Ikkyo, Shiho Nage *Tsuki Kote Gaeshi
*Shomen uchi: Ikkyo, Irimi Nage *Zagi Ryote tori Kokyu ho
KYU-4

*Mune tori: Nikkyo, Irimi Nage *Yokomen uchi: Shiho Nage, Ikkyo
*Katate tori: Nikkyo, Kaiten Nage *Shomen uchi: Nikkyo, Kote Gaeshi
*Ushiro tekubi tori Ikkyo *Mune tsuki Kaiten Nage
KYU-3

*Ryote tori Tenchi Nage
*Hanmi hantachi: Ryote tori Shiho Nage, katate tori Shiho Nage
*Irimi Nage: Morote tori, Ushiro Ryote tori
*Sankyo: Ushiro Ryote tori, Morote tori, Zagi Shomen uchi
KYU-2

*Shomen Uchi Kaiten Nage
*Tsuki Irimi Nage
*Ushiro katate tori kubishime Sankyo Nage
*Kata tori Men Uchi: Nikkyo, Sankyo, Yonkyo
*Zagi muna tori: Sankyo, Yonkyo
*Ushiro ryote tori: Kote Gaeshi, Shiho Nage, Sankyo Nage
*Zagi: Ryote tori Irimi Nage, Yokomen Uchi Gokyo
*Hanmi Hantachi: Ryote tori Sankyo, Shomen Uchi Kote Gaeshi,
Kata tori Shiho Nage
*Jiyu: Katate tori, Morote tori, Yokomen Uchi
KYU-1

*Koshi Nage: Morote tori, Ryote tori
*Tembin Nage: Yokomen Uchi, Tsuki
*Zagi: tsuki Sankyo, Yonkyo, Morote tori Kote Gaeshi, Kata tori Men Uchi Irimi Nage
*Hanmi Hantachi: Shomen Uchi Shiho N, Morote tori Kote Gaeshi, Ushiro katate kubishime Irimi Nage
*Ushiro: Ryote tori Juji Garami, Ryokata tori Sankyo, Ryokata tori Yonkyo, Ryohiji tori Nikkyo, Katate tori kubishime Koshi Nage
*Jiyu: Shomen Uchi, Yokomen Uchi, Tsuki, Ushiro
DAN I

*Aiki Waza, same as above ( dari kyu 5 sampai kyu 1 )

Aiki Taisos

Aiki Taisos
Aiki Taisos are exercises traditionally done at the beginning of every class. These are a great way of loosening up and reviewing the basic arts at the same time!

1. Kote Gaeshi Undo
2. Nikyo Undo
3. Sankyo Undo
4. Tekubi Shindo Undo
5. Tekubi Kosa Undo
6. Tekubi Joho Kosa Undo
7. Sayu Undo
8. Sayu Choyaku Undo
9. Ude Furi Undo
10. Ude Furi Choyaku Undo
11. Shomen Uchi Undo
12. Zengo Undo
13. Happo Undo
14. Fune Kogi Undo
15. Kokyu Ho Undo
16. Ushiro Tekubi Tori Zenshin Undo
17. Ushiro Tekubi Tori Kotai Undo
18. Ushiro Tori Undo
19. Koho Tento Undo
20. Zempo Kaiten Undo

GAMAE

SHIZENTAI GAMAE
1Left posture (hidari gamae)
2migi gamae
Kokyu ho undo
Sayo Undo
Ude Furi Undo
Tekubi Joho Kosa Undo
AIKIDO EXERCISES
Shomenuchi Exercise
Samurai Walk
Ushiro Tekubi tori Zenshin Undo
Zengo Undo
Happo Undo

ukemi

koho ukemi undo
2, Zempo ukemi undo or zempo kaiten undo
3,AIKIDO BREAKFALLING

Senin, 26 April 2010

Kihon Dosa (Yoshinkan Aikido) - Boaz July 2008

Senin, 05 April 2010

Teknik (Waza)

Teknik (Waza)
Waza/Teknik:
Ikkyo : Kuncian pertama, nama lainnya ude osae
Nikkyo : Kuncian kedua, nama lainnya kote mawashi
Sankyo : Kuncian ketiga, nama lainnya kote hineri
Yonkyo : Kuncian keempat, nama lainnya tekubi osae
Gokyo : Kuncian kelima, nama lainnya kuji osae
Kotegaeshi : Kuncian pergelangan tangan diputar keluar
Hijigime : Kuncian pada siku tangan
Kokyu nage : Gerakan dengan napas (teknik dengan banyak variasi)

Shiho nage : Lemparan empat arah
Irimi nage : Lemparan menyusup, sering disebut sebagai "teknik 20 tahun"
Koshi nage : Lemparan dengan pinggang
Kaiten nage : Lemparan melingkar/berputar
Sumi otoshi : Jatuhan sudut
Sume gaeshi : Lemparan sudut
Aiki otoshi : Jatuhan dengan masuk ke dalam dan menyapu kaki Uke
Aiki nage : Lemparan dengan menjadi seperti batu besar di depan Uke

Pegangan:
Katatetori : Pegangan satu tangan di pergelangan tangan
Katatori : Pegangan di puncak lengan (bahu)
Kosatori : Pegangan satu tangan di pergelangan yang searah (ai hanmi)
Hijitori : Pegangan pada siku tangan
Sodetori : Pegangan pada sengan baju
Munatori : Pegangan satu atau dua sisi kerah baju
Gyakutori : Pegangan dengan tangan terbalik
Ryotetori : Pegangan dua tangan pada kedua pergelangan tangan
Ryokatatori : Pegangan pada kedua bahu
Ryohijitori : Pegangan dua tangan pada dua siku tangan
Morotetori : Pegangan dua tangan pada satu tangan
Ushiro eritori : Pegangan pada kerah baju dari belakang
Ushiro Ryotetori : Pegangan dua tangan pada kedua tangan dari belakang
Ushiro Ryokatatori : Pegangan pada kedua bahu dari belakang
Ushiro Ryohijitori : Pegangan pada kedua siku tangan dari belakang
Ushiro tekubi shime : Cekikan dari belakang

Serangan:
Shomen uchi : Pukulan pedang ke arah kepala
Yokomen uchi : Pukulan pedang ke samping kepala
Tsuki : Pukulan
Oi tsuki : Pukulan lurus
Mune tsuki : Pukulan ke arah bagian sabuk (aplikasi menusuk pisau)
Gyaku tsuki : Pukulan dengan tangan belakang
Gedan tsuki : Pukulan ke bawah
Chudan tsuki : Pukulan ke tengah
Jodan tsuki : Pukulan ke atas
Atemi : Pukulan ke arah titik vital
Kensai : Leading, atemi untuk mengantisipasi di awal serangan

Dasar-dasar Aikido

Dasar-dasar Aikido

CHUSHIN-RYOKU

TENAGA DARI GARIS PUSAT
Menjaga garis pusat anda tetap lurus Salah satu dasar-dasar Aikido adalah prinsip mempertahankan suatu garis pusat lurus pada tubuh. Bagi hampir semua orang, bahkan bila mereka mencoba untuk berdiri lurus/tegak, garis pusat mereka tidak benar-benar lurus. Bahkan bila kita berdiri lurus dan memfokuskan untuk menjaga garis pusat kita tetap, kita akan kehilangannya lagi begitu kita bergerak Jika ini terjadi, maka maksud dari aikido, mengembangkan tenaga pernafasan, menjadi tidak mungkin. Jika kita mampu menjaga suatu garis pusat yang kuat kearah manapun kita bergerak, kita memiliki tenaga yang terfokus. Dengan menbentuk tenaga yang terfokus ini, kita juga mendukung postur yang kuat, konsentrasi, dan kekuatan pernafasan. Untuk mengembangkan tenaga yang terfokus, latihan pertama yang penting adalah kamae. Sekali anda telah mendapatkan pusatyang stabil pada kamae anda,anda akan mampu untuk menjaganya dalam melakukan teknik-teknik anda.

* Bahkan bila uke bertahan sehingga teknik anda tidak lagi efektif, dengan mengunci pinggul anda dan mempertahankan suatu garis pusat yang lurus, tenaga anda akan mengalir keluar.

* Bila anda memiliki garis pusat yang terfokus secara kuat, meskipun anda berdiri dengan satu kaki anda masih akan tetap mampu mempertahankan tubuh yang terpusat.


SHUCHU-RYOKU

TENAGA TERFOKUS
Tenaga yang dihasilkan dari menyatukan keseluruhan tubuh

Bila kita menggunakan kekuatan fisik, maka secara normal kita mengasumsikan kita bergantung pada tenaga otot-otot kita. Namun demikian, di Aikido, tenaga dari pinggul, lutut, perut, dan seterusnya, digabungkan bersama dan kemudian difokuskan ke satu titik, apakah itu kelengan atau pundak atau siku, dan dengan cara itu tenaga yang kita hasilkan lebih besar daripada tenaga dari otot-otot secara sendiri-sendiri. Tenaga ini disebut shuchu-ryoku, atau tenaga terfokus.
Jika tubuh secara keseluruhan bergerak dengan cara yang tidak terfokus, jenis tenaga ini tidak dapat dihasilkan. Dengan menggunakan shuchu-ryoku, semua tenaga yang digabungkan bersama dari keseluruhan tubuh dapat disalurkan melalui dan ke satu titik.. Jika salah satu bagian terlalu cepat, atau terlambat, ia tidak akan bekerja. Jika keseluruhan tubuh terintegrasi ketika bergerak, tenaganya akan berupa tenaga dari garis pusat terfokus yang terkonsentrasi ke satu titik. Dengan kata lain, shuchu-ryoku adalah chushin-ryoku pada tingkat eksrimnya.
Untuk mengembangkan shuchu-ryoku, adalah penting untuk tidak bergantung kepada kekuatan tubuh bagian atas. Jika anda menggunakan kekuatan tersebut, aliran energi akan terhenti dan anda tidak akan mampu untuk menyalurkan shuchu-ryoku. Dengan demikian, dalam mengembangkan tenaga yang terkonsentrasi, adalah penting untuk memastikan bahwa tubuh anda berada dalam keadaan rileks.
Dalam teknik-teknik aikido, adalah sepenuhnya melalui tenaga yang terkonsentrasi inilah kekuatan teknik dapat tercipta.Tujuan berlatih teknik-teknik dasar adalah untuk mengembangkan kemampuan tubuh untuk menghasilkan shuchu-ryoku.
Trik untuk konsentrasi tenaga terletak di jempol kaki. Bila kita menetapkan jempol kaki kelantai, tenaga akan datang ke pinggul. Terhadap tenaga tersebut kemudian anda dapat menambahkan akselerasi aksi "pegas" oleh lutut. Jika gerakan-gerakan inti dilakukan bersamaan, suatu tenaga yang sangat kuat akan timbul.
Karena inilah, mengembangkan kemampuan jempol kaki melalui, misalnya, teknik-teknik berlutut adalah sangat penting.

* Satu contoh dari shuchu-ryoku. Bahkan dengan hanya menggunakan jari telunjuk, dengan mengkonsentrasikan energi anda, anda dapat menghasilkan tenaga yang besar.


KOKYU-RYOKU

TENAGA PERNAFASAN
Menyertakan kepekaan, pernafasan, dan ritme secara bersamaan kedalam suatu tenaga yang terfokus
Tenaga pernafasan adalah hal yang dihasilkan pada titik dimana tenaga kita yang terfokus mengalami kontak dengan orang lain. Disini, persoalan spirit (jiwa) dan ritme (penentuan waktu) adalah masalah penting dan mendasar.
Masalah spirit adalah bagaimana menjadi "kosong". Anda harus menghilangkan perasaan akan " Saya akan melakukan ini….. Saya akan mencoba hal itu …" tapi justru anda harus berada dalam keadaan pikiran yang tenang dan tenteram. Dengan demikian anda akan mampu untuk membaca gerakan orang lain dan memahami aliran energinya. Kemudian secara alamiah merasakan akan kemana garis serangan anda sendiri.
Dengan cara ini anda dapat menggunakan tempo-tempo dan ritme yang berbeda, tidak hanya bergerak pada satu kecepatan, namun dapat memilih kecepatan yang paling sesuai untuk diterapkan terhadap situasi antara anda dan uke. Ritme adalah hasil/akibat dari pernafasan anda sendiri. Dengan menghembus nafas saat anda harus mengemus nafas, dan menarik nafas saat anda harus menarik nafas, tercipta ritme.
Bila kepekaan (perasaan), pernafasan, dan ritme disertakan bersama dan menjadi satu, kokyu-ryoku, atau tenaga pernafasan akan lahir. Anda dan orang lain akan menjadi satu : kemana anda mengarah anda akan mampu membuat uke ikut terbawa. Tidak diperlukan latihan khusus apapun untuk mendapatkan tenaga pernafasan, karena tenaga pernafasan adalah sesuatu yang keluar dari perasaan anda sendiri. Jika anda terus menerus berlatih teknik-teknik dasar secara sungguh-sungguh, akhirnya anda akan menyadari, "Inilah tenaga pernafasan". Sekali anda telah mendapatkan pengalaman tersebut, dengan terus berlatih anda akan meningkatkan kemunculannya, sampai akhirnya ia menjadi hal yang konstan.
Sekali hal itu telah terjadi, anda akan mengalami apa yang disebut Morihei Ueshiba sebagai " menyatu dengan alam semesta ".

KI
"Ki" adalah menguasai sempurna keseimbangan
Di Aikido kita sering menggunakan kata " ki ", atau energi, tapi kata ini mencakup arti yang bervariasi. " Ki " sebagaiman yang dimanifestasikan dalam penerapan teknik-teknik adalah apa yang kita miliki ketika komponen-komponen dari postur yang benar, garis terpusat, pernafasan, ledakan tenaga dari energi yang terfokus, penentuan waktu, dst., menjadi satu sehingga kita mencapai tingkat tertinggi dari keseimbangan sempurna. Dapat dikatakan bahwa "ki" adalah "penguasaan keseimbangan secara sempurna".
Arti dari "ki" pada pernyataan " selaraskan ki anda" mengartikan kepekaan terhadap mitra anda, dan mencakup semua elemen yang datang dari keadaan/bentuk mitra anda, sehingga tenaganya, kecepatannya, penentuan waktunya dan ritmenya adalah bagian dari arti ki pada pengertian ini.
Ketika anda terus berlatih, anda akan menjadi lebih peka terhadap bagaimana lawan anda akan menyerang anda, kearah mana ia akan bergerak masuk, dan dimana ia akan menfokuskan tenaganya. Bisa dikatakan bahwa kemampuan untuk "melihat/merasakan energi" adalah salah satu tujuan utama latihan.
Menggali lebih dalam lagi kita melihat bahwa "ki" adalah zat alam semesta sekaligus yang mengendalikannya. Untuk menyelaraskan diri dengan alam semesta berarti harus berada dalam keseimbangan. "Aiki" yang berarti "menyelaraskan energi", berarti menghilangkan keakuan (ego) anda; ia adalah teknik berserah atau tunduk kepada aliran alami alam semesta. Dengan melakukan hal tersebut anda dapat dengan mudah menyadari ketergantungan diri sendiri (kemandirian) anda yang alami pada situasi yang sedang anda hadapi, dan melalui pengembangan keselarasan inilah kita menemukan realisasi dari aikido.

IRIMI
GERAKAN MASUK
Suatu gerakan tubuh yang memungkinkan anda bergerak masuk ke samping tubuh uke.
Dalam irimi, atau gerakan masuk, sebaliknya dari berbenturan secara berhadapan dengan tenaga uke yang datang, anda menyingkir dari garis tersebut dan bergerak masuk kesamping tubuhnya kesuatu "sudut aman". Dengan menggunakan irimi, anda dapat menggerakan tubuh anda ke posisi yang aman dan pada saat yang sama menggunakan tenaga mitra anda untuk menerapkan suatu teknik. Dalam irimi adalah sangat penting bagi anda untuk mengambil setengah langkah kedepan begitu lawan anda datang menyerang. Jangan sekali-kali menunggu serangannya datang. Karena anda sendiri bergerak maju, tenaga uke juga bertambah, dan dengan menggerakan tubuh anda ke titik tersebut maka hal itu akan membawa keberhasilan dari gerakan masuk. Selain itu, pastikan bahwa, meskipun anda bergerak maju kedepan, sebenarnya anda bergerak kebagian luar dari serangan orang lain tadi.

* Ketika anda bergerak maju, masuklah kesamping pukulan orang tersebut, dan hantam keatas kearah rahang dengan irimi-tsuki.


KAITEN
BERPUTAR BALIK
Selubungi gerakan uke kedalam gerakan melingkar anda.
Dalam aikido sebenarnya tidak ada gerakan yang benar-benar lurus; dasarnya adalah berakan melingkar, yang memungkinkan kita untuk mengarahkan kembali tenaga uke tanpa harus berbenturan dengannya. Selain itu, dengan memiliki kemampuan membuat gerakan-gerakan melingkar akan lebih memungkinkan keberhasilan membawa tubuh kita dekat dengan uke sehingga kita dapat dengan cepat menerapkan suatu teknik. Dengan menyelubungi gerakan lawan kita kedalam gerakan melingkar kita sendiri, kita dapat sepenuhnya mengambil alih tenaganya.
Didalam gerakan-gerakan melingkar, terdapat situasi-situasi dimana kita berada dititik pusat dan uke berputar dikeliling kita, dan situasi-situasi dimana uke berada di titik pusat, dan kita bergerak mengelilingi suatu garis yang menjadi lingkaran uke.
Gerakan melingkar tersebut tidaklah selalu berbentuk sebuah lingkaran sederhana yang datar; seringkali ia berbentuk spiral, atau dapat terlihat seperti ia bergerak diatas permukaan sebuah bola. Apapun bentuk gerakannya, sebuah gerakan melingkar adalah gerakan yang memungkinkan kita mengubah arah tenaga serangan tanpa menggangu aliran energinya.
Untuk dapat melakukan gerakan kaiten, adalah penting agar pusat keimbangan anda benar-benat mantap. Jika pusat keseimbangan anda sendiri dalam keadaan goyah/limbung, anda tak akan dapat melakukan suatu gerakan memutar balik yang stabil. Menjaga pusat keseimbangan yang kuat ini adalah salah satu prinsip yang memungkinkan anda memindahkan berat anda dari satu kaki kekaki lainnya.

* Setelah masuk, andan kemudian dapat menambahkan efek putaran untuk membuat uke kehilangan keseimbangan, dengan demikian anda dapat menerapkan shomen irimi nage.


MENERUSKAN (MEMPERPANJANG) GERAKAN TUBUH MITRA ANDA
Dengan membuat energi uke keterusan, anda membuatnya tidak bertenaga.
Jika anda dapat menyatukan diri dengan energi uke secara baik sehingga anda dapat "mengarahkannya", pada saat ia mengalami keterusan tenaga dan menjadi tak berdaya, anda menerapkan teknik anda. Ini adalah salah satu prinsip dasar aikido.
Misalnya, jika anda tersandung dan kehilangan keseimbangan, anda dengan segera dapat menguasai kembali kaki dan kesimbangan anda, tapi bila akan terlempar sepenuhnya, maka hal yang dapat anda lakukan hanyalah jatuh. Meneruskan gerakan tubuh uke mempunyai arti bahwa anda mampu mengarahkan tubuh uke hingga ia tidak lagi mampu mengendalikan kesimbangannya sendiri.
Dengan meneruskan gerakan tubuh dan kemudian menerapkan suatu teknik yang efektif, maka sangat mungkin untuk menyebabkan suatu potensi cedera fatal karena jatuh yang keras. Untuk dapat mencapai hal tersebut tanpa menggangu energi uke, anda perlu mengarahkannya sehingga energinya selalu keterusan melebihi tubuhnya sendiri. Sama seperti menarik tangan seseorang yang sedang mulai jatuh, adalah sangat penting, sekali anda berhasil mengambil keseimbangan uke, jangan beri dia kesempatan untuk memperoleh keseimbangannya lagi atau menguasai kakinya kembali.

PENENTUAN WAKTU (TIMING)
Renggutlah waktu untuk mengambil alih tenaga uke.
Gagasan utama aikido adalah menggunakan tenaga yang sedikit untuk mendapatkan efek yang besar. Bagian penting untuk mendapatkan hal ini adalah penentuan waktu anda saat anda melakukan kontak dengan uke. Seberapa banyak gerakan dan teknik yang anda ingat, jika menentuan waktu anda tidak tepat maka tekniknya akan "mati". Dilain pihak, jika anda dapat dengan trampil memadukan penentuan waktu anda dengan serangan uke, meskipun anda tidak melakukan teknik tertentu, anda akan tetap mampu untuk menyebabkan cedera yang cukup parah.
Apakah itu memadukan dengan mitra anda saat ia datang mencengkeram anda atau menghantam anda atau, sebaliknya, menghantam dia, apapun yang anda lakukan, penentuan waktulah yang membuat semuanya menjadi "hidup". Jika penentuan waktu anda terlambat, anda akan diserbu uke dan kelabakan; jika andan terlalu dini, uke akan melihat gerakan anda dan merubah serangannya. Anda harus menerapkan teknik anda tepat pada saat ia (uke) telah menetapkan dirinya untuk melakukan suatu serangan - inilah penentuan waktu yang benar.
Memanfaatkan waktu sepersekian detik itulah yang disebut " menyelaraskan". Adalah benar bila dikatakan bahwa dalam aikido semua teknik dimulai dari gagasan "menyelaraskan" ini.

* Ketika uke datang untuk mendorong pundak anda, pada saat yang sama ketika sikunya diluruskan, anda menggunakan pundak anda untuk mendorong balik. Sama seperti ia telah ditusuk/didorong dengan tongkat, semua tenaga serangannya berbalik kearahnya.


MENGGUNAKAN ENERGI MITRA ANDA
Tangkap penentuan waktu (timing) dari energi yang datang
Dengan menggunakan energi yang datang dari uke ketika ia datang merenggut tangan anda, anda dapat menciptakan situasi dimana ia akan menjadi sama sekali tak berdaya. Misalnya, jika ketika uke datang merenggut tangan anda dan mendorongnya, anda berpadu dengan energi tersebut dan menarik pergelangan anda kearah anda, anda akan mampu membuat uke kehilangan keseimbangan sebelum ia dapat menarik kembali tangannya. Alternatif lain, bila ia menarik anda, jika anda memadukan dengan tenaga tersebut dan bergerak pada saat yang bersamaan, anda dapat memanfaatkan energi tarikan nya.
Pada contoh diatas, jika penentuan waktu anda terlambat anda akan dikalahkan oleh energi uke, dan jika anda terlalu dini, uke akan melepaskan tangannya. Pada saat-saat dimana tenaga genggaman dilakukan / diterapkan, itulah saatnya anda harus menggunakan energi uke. Sekedar menarik tangan anda kedalam tidaklah cukup. Jika anda terfokus dengan benar, anda akan mampu untuk menciptakan koneksi yang nyata dengan energi uke.
Jika anda dapat mengendalian penentuan waktu ini dengan baik, pada saat ia kehilangan keseimbangan, uke secara tidak sadar akan menggenggam tangan anda lebih kuat untuk menunjang tubuhnya, dan pada saat itu ia tidak mampu untuk melepaskan genggamannya.
Begitu genggamannya kuat, anda dapat mengarahkan energinya dan masuk kesuatu teknik tertentu. Teknik mana yang anda gunakan tergantung dari posisi pegangannya. Meskipun energinya (genggaman) sudah tetap, dengan membiarkannya dan membuka diri, anda dapat memadukan diri dengan tenaga uke, dan anda akan mampu memanfaatkan energinya, baik itu tarikan atau dorongan, sama saja caranya.

* Dengan menggunakan energi uke yang datang ketika ia merenggut tangan anda, anda dapat menghilangkan keseimbangannya.


MENGENDALIKAN LUTUT UKE
Terapkan energi anda terhadap titik yang lemah.
Di aikido kita memiliki banyak teknik dimana kita mengunci pergelangan uke. Namun demikian, sekedar mengunci pergelangan saja tidaklah cukup; kita juga harus menerapkan teknik tersebut kepada bagian bawah tubuh uke, sehingga lutut uke dapat dijatuhkan. Jadi kita dapat melihat bahwa teknik tersebut dapat memiliki efek yang benar-benar nyata. Misalnya, dalam nikajo, jika kita hanya mengunci pergelangan dan uke mempunyai tenaga yang lumayan kuat, maka tekniknya tidak akan efektif. Namun demikian, jika kita menyalurkan energi kita melalui pergelangannya untuk mengganggu kestabilan lututnya, meskipun uke bertahan, kita akan mampu menghilangkan keseimbangannya.
Mungkin dapat kita katakan bahwa suatu teknik aikido adalah teknik dimana kita dapat menghilangkan keseimbangan orang lain tanpa harus menyakitinya. Dalam hampir semua kasus, ketika kita mencoba menerapkan suatu teknik, kita hanya berkonsentrasi pada tempat dimana kita pikir kontrol tersebut akan mempunyai efek, dan sering kita mencoba untuk mengerahkan tenaga kita melawan suatu sisi sudut dimana tenaga uke untuk bertahan sangat / paling kuat, sehinga terjadi benturan tenaga. Tetapi sekuat apapun uke, selalu ada satu garis dimana ia lemah. Dengan mengarahkan kembali tenaga ke garis tersebut dan membalikan semua tenaga uke kepada dirinya sendiri, ia tidak akan mampu untuk mempertahankan kakinya ( tetap seimbang).
Untuk menemukan garis tersebut, kita harus bekerja untuk meningkatkan kepekaan kita secara menyeluruh, misalnya, bagaimana kelihatannya uke, posturnya, keseimbangan, dan seterusnya. Untuk mencapai hal tersebut, adalah penting untuk mengalami / merasakan bermacam bentuk tenaga pada tubuh kita sendiri.

ATEMI

MENGHANTAM / MEMUKUL
Saat terjadinya kontak menjadi hantaman
Sensei Ueshiba, mengatakan, "Dalam pertempuran yang sebenarnya, atemi adalah tujuh puluh persen, teknik tiga puluh persen". Latihan yang kita lakukan di dojo (tempat latihan) dirancang untuk mengajarkan kita berbagai bentuk teknik, cara menggerakan badan yang benar, cara yang efektif untuk menggunakan tenaga, dan bagaimana menciptakan hubungan/kaitan dengan orang lain. Dalam pertempuran yang sebenarnya, kita harus menggunakan tenaga yang telah kita kembangkan dalam tubuh saat di dojo dan menggunakannya dengan satu ledakan sekaligus; kita harus memutuskan hasil akhir dari perkelahian pada saat itu. Dalam situasi tersebut atemi menjadi hal yang sangat penting.
Dalam aikido, kita tidak menggunakan kekuatan khusus apapun untuk melakukan atemi. Sama seperti teknik-teknik lainnya, kita dapat menghasilkan tenaga melalui menggunaan energi yang terfokus. Misalnya, dalam hal shoment tsuki, jika anda dapat menggunakan lutut depan untuk secara efektif menyalurkan seluruh tenaga gerak maju dari tubuh anda, semua energi tubuh akan disalurkan ketangan anda. Pada dasarnya, hal ini sama dengan prinsip dari hiriki no yosei (gerakan tenaga siku).
Pada atemi, penentuan waktu tentu saja sangat penting. Ketika uke datang kearah anda, jika anda dapat menentukan waktunya sehingga anda melakukan hantaman pada saat ia sedang tidak seimbang, meskipun tanpa menggunakan tenaga anda akan mampu memukul dengan tenaga yang besar.
Hantaman seperti yang digunakan di aikido tidak terbatas pada hanya memukul dengan kepalan atau tegatana (pukulan sisi tangan). Jika anda membuat kontak dengan uke dengan tenaga yang terfokus, itulah atemi, jadi mungkin saja menggunakan pundak, punggung, atau bagian manapun dari tubuh anda untuk melakukan atemi.

MENGENAL TEKNIK-TEKNIK AIKIDO

MENGENAL TEKNIK-TEKNIK AIKIDO
Teknik-teknik Aikido sebagai beladiri perkelahian cepat dan jarak dekat (close combat) banyak dipengaruhi oleh :

* Teknik Bantingan Judo Kodokan Jigoro Kano
* Teknik Kuncian Jujutsu gaya Sokaku Takeda (Bapak Jujutsu)
* Teknik Pedang (Kenjutsu), dan
* Teknik Toya berpedang/ straight spear (Yarijutsu)

Pada umumnya Aikido tidak menggunakan tendangan kaki, tapi dalam hal-hal yang sangat khusus, teknik kaki (ashi waza), juga diajarkan. Inipun dengan catatan pada Aikidoka tingkat Dan keatas. Di Indonesia, ashi waza nyaris tidak diadakan.
Aikido cocok untuk perkelahian ruangan sempit maupun melawan beberapa penyerang (multiple attacker), dan dapat dipelajari oleh pria dan wanita segala umur. Untuk anak-anak minimal 10 tahun.

* Teknik-teknik (waza) Aikido sebenarnya tergolong sederhana. Ada 2 (dua) hal pokok, yaitu
* Nage waza (melempar/membanting/proyeksi) dan
* Kihon waza (termasuk teknik kuncian/immobilisasi)
* Di dalam Dojo, Aikido menggunakan 4 (empat) pola dasar latihan, yaitu
* Tachi waza (teknik berdiri melawan berdiri),
* Suwari waza (teknik duduk melawan duduk),
* Hanmi handachi (teknik duduk melawan berdiri), dan
* Kaeshi waza (melakukan teknik dengan membuka serangan sebagai pancingan).

Dalam pelatihan, Aikido lebih mengutamakan keadaan badan yang rileks, mengendur. Dalam pengertian rileks sangat berbeda dengan lembek. Rileks, adalah energi yang terpusat dan terkontrol. Jadi, mempelajari Aikido adalah membiasakan kondisi badan selalu dalam keadaan rileks. Badan dan otot-ototnya yang sudah terkondisi dalam keadaan mengendur rileks ini akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi seperti ini akan menghasilkan suasana psikologi yang positif. Pikiran dan badan akan dalam keadaan rileks dan sadar.
Sebagai contoh adalah ketika anda pertama kali pergi ke dokter gigi. Saat anda duduk di kursi dokter gigi dan dokter gigi anda berkata, rileks saja! Kemudian anda mengendurkan otot-otot badan secara otomatis. Dengan badan beserta otot-otot yang mengendur secara terkontrol akan menimbulkan rasa nyaman, menurunkan temperatur emosi.
Keadaan rileks pun dapat dijumpai pada aktifitas yoga, hypnotheraphy, bahkan meditasi sekalipun, selalu ditekankan pada kondisi rileks total untuk mencapai keadaan alpha.

16 basic attack aikido

16 basic attack aikido :

1. Katatekosa-dori
2. Katate-tori
3. Kata-dori
4. Mune-tori
5. Shomen-uchi
6. Yokomen-uchi
7. Mune-tsuki
8. Katate-tori
9. Ryote-tori
10. Ryokata-tori
11. Ushirotekubi-tori
12. Ushirohiji-tori
13. Ushiroryokata-tori
14. Ushirotekubi-tori Kubi-shimi
15. Ushirotori
16. Ushirokubi-tori

teknik dlm aikido

Teknik dalam AIKIDO
KAMAE, “Kuda-kuda”

Dalam hal apapun, bentuk sikap menunjukkan kondisi mental seseorang. Maka dalam Aikido, diperlukan sebuah sikap (kuda-kuda) yang dilakukan sedemikian rupa sehingga memunculkan kondisi mental yang siaga namun tidak tegang.
Kuda-kuda dalam Aikido tidak dilakukan dengan kaku--yang hanya akan membuat setiap gerakan tegang dan tidak mengalir. Kuda-kuda harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan menunjang setiap gerakan dalam Aikido. Walau demikian, sikap (kuda-kuda) harus tetap dalam keadaan dimana titik keseimbangan tubuh dalam posisi yang stabil sehingga tidak mudah digoyahkan. Sikap ini adalah ketika kita mampu menempatkan berat badan pada posisi terendah dan berkonsentrasi pada satu titik (hara: dua inci di bawah pusar).

MA AI, “Jarak yang sesuai”

Sebuah pertarungan, secara alamiah akan memerlukan suatu jarak yang sesuai, dimana si penyerang dapat
melancarkan serangan dengan efektif, ataupun si pembela diri dapat melakukan pertahanan dengan tepat.
Dengan memahami konsep ruang gerak/pertarungan yang ada di sekelilingnya (depan, samping, belakang) secara baik, seorang Aikidoka harus mampu mengukur jarak yang tepat bagi dirinya dengan lawan dalam mengaplikasikan setiap waza atau menetralisir setiap serangan yang mungkin ada.

KUZUSHI, “Menggoyahkan keseimbangan lawan”

Suatu serangan tentu akan baik bila si penyerang mampu menjaga keseimbangan tubuhnya dengan baik pula. Sehingga bila posisi tubuh lawan stabil, maka tentunya teknik Aikido apapun sangat sulit untuk dapat diterapkan. Hal ini mengingat bahwa lawan tidak akan mungkin “memberikan” dirinya begitu saja untuk dijatuhkan dan dia akan mencari cara untuk “melepaskan diri” dari teknik apapun apabila ia memang masih mampu untuk melakukan itu. Taknik Aikido hanya akan berhasil diaplikasikan ketika kondisi lawan tidak bisa menghindar lagi, dengan kata lain ia sudah “tidak punya pilihan lain” selain menerima teknik yang diterapkan padanya. Situasi seperti ini hanya akan terjadi ketika lawan sudah tidak memiliki kontrol atas tubuhnya sendiri. Untuk itulah pentingnya menghilangkan keseimbangannya terlebih dahulu.

ATEMI, “Menghilangkan konsentrasi lawan”

Secara harfiah, atemi berarti teknik pukulan/serangan. Dalam Aikido, atemi punya peranan yang penting sebagai penghilang konsentrasi lawan. Aikido tidak menggunakan atemi sebagai alat untuk menghancurkan lawan, karena teknik Aikido tidak diutamakan untuk merusak melainkan hanya sekedar melumpuhkan lawan.
Seperti halnya keseimbangan, seorang lawan akan sulit dilumpuhkan saat ia memiliki konsentrasi serangan yang sempurnna. Maka dengan atemi, seorang pembeladiri akan mencuri kesempatan dibalik kelengahan si penyerang yang mungkin hanya sepersekian detik namun sudah cukup memberinya waktu untuk mengaplikasikan waza Aikido.
Atemi tidak mutlak harus berbentuk serangan dimana sesuai dengan maksud dan tujuannya dalam Aikido, maka Atemi dapat berupa teknik apapun yang mampu menggoyahkan kemampuan fisik dan mental lawan.

SHIKAKU, “Sudut Mati”

Gelombang serangan yang datang bertubi-tubi tentunya akan sangat sulit untuk diantisipasi bila hanya terfokus pada serangan tersebut. Dengan memasuki ‘sudut mati’ (blind spot) lawan, maka serangan apapun akan terhenti karena sesaat kita seperti “hilang” dari jangkauan lawan.
Dalam prinsip ini, seorang Aikidoka harus mampu menempatkan posisi tubuhnya sedemikian rupa sehingga ia berada dalam posisi yang mampu menjangkau lawan, sebaliknya lawan tidak mampu menjangkaunya. Dengan kata lain, “dekat bagi kita namun jauh bagi lawan”.

SUKI, “Celah kelemahan lawan”

Suki disini mencakup semua hal yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kelemahan lawan bisa muncul kapan dan dimana saja, tergantung kejelian si pembela diri untuk menemukan untuk kemudian memanfaatkannya dengan baik.
Suki dapat berupa bagian tubuh lawan yang terbuka tanpa perlindungan; dapat juga kesempatan yang muncul ketika lawan goyah keseimbangannya atau hilang konsentrasinya. Bila mampu memanfaatkan suki dengan baik, maka waza Aikido akan mampu diterapkan tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga.

RIAI, “Berkarakter pedang”

Harus dipahami bahwa semua serangan yang datang itu laksana pedang; jangan membloknya. Justru seorang pembela diri harus keluar dari garis serang dan mengalirkan serangan yang datang, sehingga ia tidak akan mengalami benturan dengan lawan.
Dan harus disadari pula bahwa teknik Aikido dikembangkan dari teknik pedang sehingga dalam mengaplikasikan setiap teknik harus selalu menyadari bahwa kita sedang “memainkan pedang” yang direpresentasikan dalam setiap teknik Aikido.

CHUSIN, "Garis tengah/Center Line"

Segala sesuatu selalu memiliki garis tengah / garis pusat sebagai titik pusat tumpuan atau poros keseimbangan. Pada tubuh manusia garis pusat keseimbangan dimulai dari titik seika tanden yang berada kira-kira 3 jari dibawah pusar. Kemudian ditarik garis lurus keatas melalui bagian tengah tubuh hingga berakhir pada ubun-ubun kepala dan dari tanden ditarik garis lurus kearah bawah, sehingga jatuh tepat diantara dua kaki pada posisi Shizen Tai. Pada saat anda berkonsentrasi di garis tengah tersebut, anda akan merasa lebih seimbang, stabil dan terfokus. Posisi selanjutnya untuk melatih Chusin adalah pada posisi Kamae. Pada posisi ini anda dapat melihat dan merasakan keberadaan Chusin sebagai garis imajiner dalam latihan. Bagi para pemula, wajib untuk mengkonsentrasikan setiap gerakan dan tehnik yang mereka lakukan pada Chusin. Fokuskan tubuh, tangan, pinggang dan kaki dalam satu garis lurus. Bergeraklah secara simultan.

Chusin juga berfungsi sebagai garis penghubung antara anda dan lawan, bagaikan jembatan yang menghubungkan 2 daratan yang terpisah. Chusin dapat menghubungkan “KI” anda dan “KI” lawan anda dalam sebuah garis lurus. Apabila Ki anda telah menjadi sebuah garis lurus dengan lawan anda, maka secara otomatis lawan akan kehilangan garis keseimbangannya dan akan terikat dengan garis keseimbangan anda. Maka dengan demikian, anda dapat mengendalikan lawan anda dengan ringan dan mudah, tanpa mengalami konflik.

Bersamaan dengan lamanya waktu anda berlatih, maka Chusin akan bertransformasi menjadi sebuah garis energi yang lambat laun akan melebur dengan gerakan anda secara alami/natural. Pada saat itu, kemanapun anda mengarahkan pikiran anda dan kemanapun tubuh anda bergerak, maka disanalah Chusin berada. Anda tidak lagi bergerak mengikuti garis tengah, tetapi garis tengahlah yang mengikuti gerakan anda. Setelah anda mencapai level ini, maka anda tidak lagi terikat dengan gerakan baku. Bergeraklah secara bebas dan natural, karena lawan telah menjadi satu bagian dengan anda.

ENSHIN, "Poros Lingkaran"

Hakikat dari tehnik-tehnik Aiki adalah sebuah lingkaran yang sempurna, tidak terputus ataupun terpatahkan. Bagaikan air yang mengalir tanpa gangguan atau seperti ritme nafas kehidupan yang terus berhembus hingga akhir waktu.

Gambaran esensi tehnik Aiki adalah seperti sebuah pusaran yang berbentuk spiral, dimulai dari sebuah lingkaran yang sangat besar dan kemudian mengecil, mengecil, mengecil, sehingga menjadi sebuah titik. Pusaran tersebut tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan terus berputar sehingga titik tersebut lenyap dan tidak terlihat oleh mata. Sebagian orang akan menyangka dengan hilangnya titik tersebut, maka hilanglah pula pusaran tersebut. Tetapi pada hakikatnya pusaran itu terus berputar, walaupun mata kita tidak mampu lagi melihatnya.

Demikianlah tehnik-tehnik Aiki bekerja. Pada level awal, selalu diawali dengan lingkaran-lingkaran yang besar sehingga dengan kasat mata orang dapat melihat dan mengikutinya dengan jelas dengan demikian seseorang dapat mempelajari bentuk-bentuk teknik dengan mudah. Sejalan dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman anda dalam memahami kebijaksanaan Aiki, maka secara alamiah lingkaran-lingkaran tersebut akan mengecil dan terus mengecil sehingga tidak dapat tertangkap oleh mata orang yang tidak terlatih. Pada tingkatan tersebut, tehnik akan sulit sekali dipahami bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang Aiki. Maka pada tingkatan ini seseorang praktisi akan lebih memfokuskan latihannya dalam bentuk pengalaman tubuh secara langsung dengan merasakan keadaan yang disebut dengan “kondisi aiki”. Latihan seperti ini disebut “taitoku” (learn through experience). Akhirnya pada tingkatan yang lebih lanjut, seseorang dapat saja tidak lagi perlu melakukan kontak secara fisik dengan lawannya untuk melakukan sebuah teknik. Hal ini disebabkan karena energi gerak fisikal yang bersandar pada sifat kedirian seseorang telah berubah menjadi energi universal yang menyatu secara keseluruhan dengan apapun yang ada disekelilingnya dan mengikatnya sejak awal. Nilai yang disebut lingkaran kecil tanpa garis dalam dan lingkaran besar tanpa garis luar.

Dalam sebuah hukum tentang Aiki, dijelaskan pula bahwa pada saat pusaran energi materiil membesar, maka besaran energi imateriil akan mengecil. Begitupun sebaliknya, jika energi imateriil membesar, maka energi materiil mengecil. Bila mana anda telah memahami ini, maka anda telah memahami prinsip Enshin dalam Aiki.

SU CHU, “Fokus pikiran”

Setiap melakukan teknik apapun, fokus pikiran sangatlah penting. Dalam penerapan teknik, fokuskan terlebih dahulu pikiran anda. Berpikirlah lurus sebelum melakukan gerakan lurus. Berpikirlah tentang putaran sebelum bergerak memutar. Jadikan pikiran sebagai pemimpin dan penyatu kekuatan kita, untuk mengkoordinasikan tubuh dan pikiran hingga sampai pada apa yang disebut, ‘Ken Zen Ichi Nio’* atau Moving Zen.

KOKYU, “Kekuatan Napas”

Menggunakan Kokyu (pernapasan) sangatlah penting untuk menentukan momentum yang tepat untuk mengaplikasikan teknik. Dalam Aikido, Kokyu dihubungkan dengan In-Yo (Yin-Yang, Cina). Didasari oleh dua macam kontraksi pernapasan, yaitu menghirup (inhale) disimbolkan dengan In (Yin) dan menghembuskan (exhale) Yo (Yang). Ketika seseorang bersiap melakukan suatu gerakan, biasanya ia akan mengawalinya dengan menarik napas (In) untuk mengumpulkan tenaga dan bila melakukan diiringi dengan hembusan napas (Yo). Berdasarkan prinsip ini, momentum terbaik untuk mengaplikasikan teknik adalah ketika lawan masih dalam posisi In. Bila diterapkan teknik pada keadaan ini, maka napas lawan akan tersentak balik dan napasnya terpotong. Dalam situasi ini teknik akan mudah diaplikasikan pada lawan.

AWASE, “Mengalir” dan MUSUBI, ”Berpadu”

Awase dan Musubi merujuk pada sebuah hal yang sama, yakni upaya untuk melakukan harmonisasi/penyelarasan.
Setiap teknik harus dilakukan secara mengalir dan rileks. Penerapan secara terpatah-patah akan memunculkan banyak kesempatan untuk meloloskan diri dari setiap teknik dan menjadikan teknik tidak akan efektif karena aliran tenaga yang terhambat. Bila teknik dilakukan secara mengalir, akan mampu membuat lawan “tersedot” ke dalam “pusaran” yang dibuat oleh si pembela diri, bagaikan sebuah angin tornado yang mampu melarutkan dan menyatukan benda apapun (berpadu) yang ada didalamnya.
Dalam Aikido, kemampuan si pembela diri untuk berpadu dengan lawan dikarenakan kemampuannya untuk merasakan kondisi lawan; energi, emosi, keinginan dsb. Bagaikan dua utas tali yang disatukan (Musubi: simpul tali), maka ketika ujung satu ditarik maka ujung lain akan mengikuti. Demikian pula pada setiap penerapan waza Aikido, saat lawan ingin bergerak ke suatu arah, maka si pembela diri akan menyesuaikan dengan situasi itu. Saat si penyerang ingin melakukan suatu gerakan, kembali si pembela diri mengadaptasikan diri dengan respon/teknik yang sesuai. Dalam hal ini, si pembela diri tidak boleh menentang “arus” yang dibuat oleh si penyerang, karena itu akan menguras tenaga lebih banyak tenaga.

ZANSHIN, “Follow Through/Kewaspadaan”

Satu hal yang tampak sepele namun sering terlupakan adalah kewaspadaan yang harus dilakukan setiap saat, baik saat menghadapi serangan lawan ataupun ketika serangan itu sudah dapat dilumpuhkan. Yang sangat harus diperhatikan, bahwa ketika serangan lawan berhasil dilumpuhkan, bukan berarti bahaya sudah lewat. Justru kewaspadaan harus lebih ditingkatkan, karena kelengahan dapat menyebabkan lawan yang tampaknya sudah tidak berdaya memiliki kesempatan kedua untuk menyerang kembali.
Dalam keadaan dimana terjadi penyerangan dilakukan lebih dari seorang, Zanshin dilakukan dengan cara berkonsentrasi pada penyerang laionnya khususnya yang berada di area yang tak terlihat mata dengan tidak mengurangi fokus pada lawan yang telah dijatuhkan/dikuasai.

(http://kikunohanadojo.blogspot.com)

Bertarung ala Aikido

Bertarung ala Aikido


Aikido dulu dikenal sebagai Aikijutsu dikembangkan secara eksklusif dan tertutup oleh pangeran Teijun, putra ke-6 Kaisar Seiwa (keluarga Genji) Jepang. Sistemnya mulai dibentuk oleh Minamoto Genji Yoshimitsu di pusat pengembangan Istana Daito yang kemudian dikenal sebagai Daito Aikijutsu.
Sejak tahun 1920, Aikido mulai dimasyarakatkan oleh Profesor Morihei Ueshiba dan ia mendirikan organisasi Aikikai Foundation pada tahun 1940. Aikikai Foundation mendapat legitimasi dari pemerintah Jepang dan sejak saat itu menjadi pusat pengembangan Aikido dunia. Saat ini Aikikai Foundation dipimpin oleh Moriteru Ueshiba, generasi ke-3 keluarga Ueshiba.
Aikido adalah budo, yang secara harafiah berarti jalan kesatriaan atau seni bela diri. Budo yang murni merupakan penggabungan antara pikiran, napas, dan jiwa. Budo akan termanifestasi berdasarkan hati si praktisi, bukan oleh tekniknya. Selain jalan ksatria, aikido juga bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Mempraktekkan Aikido sama halnya dengan Anda berlatih kardiovaskular karena gerakan-gerakannya bersifat konstan. Selainitu, untuk bisa menampilkan gerakan tertentu, Anda tentu butuh energi dan energi tersebut hanya akan mengalir maksimal jika Anda
berada dalam posisi yang benar serta teknik bernapas yang benar.

Teknik dasar Aikido
Ketika berlatih Aikido, Anda perlu seorang sparing partner. Disebut, Uke (yang berinisiatif menyerang dan nage (yang bertahan dan menetralisasikan serangan) Berikut beberapa teknik dasar Aikido:



* Ikkyo; mengontrol penyerang dengan menempatkan satu tangan pada siku dan satu lagi dekat pergelangan tangan dengan memberikan tekanan untuk membanting penyerang ke tanah.
* Nikyo; menyeret uke dengan teknik kuncian pada pergelangan tangan, kemudian memutarnya sambil memberikan tekanan yang menyakitkan pada saraf.
* Sankyo; teknik memutar yang dimaksudkan untuk memberikan tekanan spiral pada seluruh lengan, termasuk siku dan bahu.
* Yonkyo; teknik penguasaan bahu dengan cengkeraman kedua tangan pada lengan bawah.
* Gokyo; variasi lain dari ikky, di mana tangan yang mencengkeram pergelangan tangan dibalikkan dan cukup efektif dalam upaya merebut senjata lawan.
* Shihonage atau bantingan empat arah.
* Kotegaeshi yang melibatkan sebuah bantingan sambil mengunci pergelangan yang menekankan pada otot pergelangan.
* Kokyonage, yang juga dikenal sebagai bantingan pernapasan.
* Iriminage atau bantingan dengan tubuh terlebih dahulu merangsek ke tubuh lawan.
* Tenchinage atau bantingan bumi dan langit
* Koshinage atau bantingan pinggul versi Aikido
* Kaitennage atau bantingan berputar, di mana nage menyapu lengan uke kembali hingga mengunci sendi bahu setelah nage menerapkan tekanan dorognan ke depan untuk membanting penyerang.

Selain itu, ada 4 kelompok latihan utama.

* Katai, yang mengarah pada latihan dasar dan lebih kepada pembangunan fondasi gerakan tubuh dan pernafasan;
* Yawarakai, melatih yang terserang untuk membelokkan serangan dan memadukan gerakan untuk menguasai penyerang atau situasi
* Kino-nagare, melibatkan latihan bagi yang terserang untuk menahan atau melawan serangan dengan memadukan gerakannya dengan penyerang bahkan sebelum melakukan kontak
* Ki, yang merupakan teknik aikido absolut dan melibatkan pembangunan sebuah hubungan dari ki atau spirit dari terserang dan penyerang.

Ingin berlatih aikido?
Semua teknik dasar aikido itu bisa dikombinasikan hingga ratusan gaya lainnya. Menguasai setiap teknik menuntut disiplin dan dedikasi. Tapi, Anda tidak akan bisa menjadi master Aikido hanya dengan menyaksikan -walau secara terus-menerus- seni beladiri ini melalui film atau televisi, termasuk media lain.

Satu-satunya cara bila Anda ingin disebut sebagai master Aikido, Anda harus mempelajarinya langsung dari seorang sensei. Ini berarti Anda mesti masuk ke dojo hingga kelas terakhir. Mungkin Anda bakal merasakan sedikit sakit akibat terjatuh dan terbanting berkali-kali di atas matras, tetapi itu semua akan terbayar bila Anda telah merasakan manfaatnya.

Kamis, 01 April 2010

Taido

Mendefinisikan budo Kreatif Baru
Posted: October 14th, 2009 | Author: admin | Filed under: Uncategorized | Tags: budo , karate , martial art , taido , taido karate | No Comments » Dikirim: 14 Oktober 2009 | Author: admin | Filed under: Uncategorized | Tags: budo , karate , seni bela diri , Taido , Taido karate | Tidak ada Komentar »

Taido is a martial art founded in Japan by Seiken Shukumine. Taido adalah seni bela diri yang didirikan di Jepang oleh Seiken Shukumine.

Taido has its beginnings in old-style Japanese martial arts. Taido memiliki awal dalam gaya lama seni bela diri Jepang. Fearing that Japanese Budo, particularly karate, were not adapting to meet the needs of society, Shukumine developed a style of Karate called Genseiryu in 1953. Khawatir bahwa budo Jepang, khususnya karate, tidak beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Shukumine mengembangkan gaya Karate disebut Genseiryu pada tahun 1953.

Later, Shukumine grew to see karate as narrow and static. Kemudian, Shukumine tumbuh untuk melihat karate sebagai sempit dan statis. He decided that the limitations of karate lay in its linearity. Dia memutuskan bahwa keterbatasan karate terletak pada linieritas tersebut. In 1964, he expanded his theories of motion beyond the boundaries of karate and established Taido . Pada tahun 1964, dia mengembangkan teori tentang gerak di luar batas-batas karate dan mendirikan Taido .

Shukumine meditated on how to make techniques more adaptable and universal. Shukumine merenungkan bagaimana membuat teknik yang lebih mudah beradaptasi dan universal. Taido's techniques offered many innovations: the inclusion of spinning and twisting movements, aerial maneuvers, fast and effective footwork, and a changing body axis. teknik Taido yang ditawarkan banyak inovasi: masuknya manuver berputar dan gerakan berputar, udara, cepat dan efektif gerak kaki, dan sumbu tubuh berubah. In Japanese, Taido means “way of the body.” Dalam bahasa Jepang, Taido berarti "cara tubuh."

Why is Taido different from karate? Mengapa Taido berbeda dari karate? Taido techniques employ changes of the body's axis in order to facilitate simultaneous defense and kicking techniques. teknik Taido mempekerjakan perubahan sumbu tubuh untuk memfasilitasi pertahanan simultan dan teknik menendang. Taido also relies on the use of footwork to take strategic angles and distance to the opponent. Taido juga bergantung pada penggunaan gerak kaki untuk mengambil sudut strategis dan jarak ke lawan. This footwork is functionally connected to the body mechanics that form the basis of each kick, punch, or other technique. gerak kaki ini secara fungsional dihubungkan dengan mekanika tubuh yang membentuk dasar dari setiap kick, punch, atau teknik lainnya. Taido uses exciting body movement to create strong techniques and determine the spatial relationship with the opponent. Menggunakan gerakan tubuh Taido menarik untuk menciptakan teknik yang kuat dan menentukan hubungan spasial dengan lawan.

Taido's strategy is based on immediate reaction to dynamic challenges instead of pre-determined algorithms of aggression and defense. Taido strategi ini didasarkan pada reaksi langsung terhadap tantangan yang dinamis, bukan algoritma yang telah ditentukan sebelumnya agresi dan pertahanan. Taido's movements are also designed for improving health and longevity. gerakan Taido itu juga dirancang untuk meningkatkan kesehatan dan umur panjang.

Taido's original objective was, and continues to be, the application of scientific methodology and classical values to the evolution of the martial arts. Tujuan asli Taido adalah, dan terus menjadi, penerapan metodologi ilmiah dan nilai-nilai klasik pada evolusi seni bela diri. According to its creator, Taido's ultimate objective is to enable its practitioners to function at a high level in society. Menurut penciptanya, Taido Tujuan akhir adalah untuk memungkinkan praktisi untuk berfungsi pada tingkat yang tinggi di masyarakat.

There are five essential principles in Taido. Ada lima prinsip penting dalam Taido. Keep your mind as clear and uncluttered as the polished surface of a still pond. Jaga pikiran Anda sebagai jelas dan rapi sebagai permukaan dipoles dari kolam yang tenang. This way you will understand the heart of your environment. Dengan cara ini Anda akan memahami jantung lingkungan Anda. Having a responsive attitude will help you avoid confusion. Memiliki sikap responsif akan membantu Anda menghindari kebingungan. Be confident. Jadilah percaya diri. Body and spirit must be united. Tubuh dan jiwa harus bersatu. Hold yourself with dignity and you need never fear insult. Tahan diri Anda sendiri dengan martabat dan Anda tak perlu takut menghina. Invigorate your spirit from the source of energy deep in your abdomen. Menyegarkan jiwa Anda dari sumber energi yang jauh di dalam perut Anda. With the right intention you will never be threatened. Dengan niat yang tepat Anda tidak akan terancam. In every thing you do, follow the correct precepts you have practiced. Dalam setiap hal yang Anda lakukan, mengikuti aturan yang benar Anda telah berlatih. Following these principles, you react quickly. Setelah prinsip-prinsip ini, Anda bereaksi dengan cepat. Be adaptable in your movement and keep freedom of physical movement. Jadilah beradaptasi dalam gerakan Anda dan menjaga kebebasan gerakan fisik. The right methods will prevent you from being defeated. Metode yang tepat akan mencegah Anda untuk dikalahkan.

Taido includes five classes of body movements: vertical spinning movement, ascending and descending jumping movement, lever-like movement characterized by tilting the body's axis, horizontal spinning movement, and gymnastic movements. Taido meliputi lima kelas dari gerakan tubuh: gerakan berputar vertikal, naik dan turun melompat gerakan, gerakan tuas seperti ditandai dengan memiringkan sumbu tubuh, gerakan berputar horisontal, dan gerakan senam.

These movements are connected with punches, kicks, and other attacks. Gerakan-gerakan ini terhubung dengan pukulan, tendangan, dan serangan lainnya. The last category, called “ tentai ,” includes gymnastic movements, for instance back-flips, which makes Taido exciting to watch. Kategori terakhir, yang disebut "tentai," termasuk gerakan senam, misalnya back-flips, yang membuat Taido menarik untuk menonton. Taido has a special mehtod of footwork, which is called unsoku , as well as non-stepping locomotion, called unshin . Taido memiliki mehtod khusus gerak kaki, yang disebut unsoku , serta loncatan gerak non, disebut unshin.

Tournaments in Taido include sparring, forms, and Tenkai, which is a mock combat between one “hero” and five opponents. Turnamen sedang dalam Taido termasuk perselisihan, bentuk, dan Tenkai, yang merupakan memerangi mock antara satu "pahlawan" dan lima lawan. In Tenkai the judges award points to the teams in a similar manner as is done in figure skating. Dalam Tenkai poin penghargaan hakim untuk tim dengan cara yang sama seperti yang dilakukan di skating gambar.

Even after this explanation, unless you've actually witnessed Taido, you probably still won't have any solid concept of what Taido is about. Bahkan setelah penjelasan ini, kecuali jika Anda benar-benar menyaksikan Taido, Anda mungkin masih tidak akan memiliki konsep yang kuat tentang apa yang Taido sekitar. Also, merely watching the techniques doesn't show you what Taido is necessarily about. Juga, hanya menonton teknik tidak menunjukkan apa yang harus Taido tentang. To truly get any budo, you have to get an idea of why the techniques are performed as they are. Untuk benar-benar mendapatkan budo apapun, Anda harus mendapatkan ide tentang mengapa teknik-teknik yang dilakukan sebagai mereka.

Of course, Taido is changing art, so no explanation can really encapsulate everything that Taido is. Tentu saja, Taido berubah seni, sehingga tidak ada penjelasan yang benar-benar dapat merangkum semua yang Taido ini. Everyone eventually develops their own ways to apply Taido to what they do and skills. Semua orang akhirnya mengembangkan cara-cara mereka sendiri untuk menerapkan Taido untuk apa yang mereka lakukan dan keterampilan. Taido students practice responding creatively. Taido siswa praktek menanggapi kreatif. This is not a martial art that will stand in one place for long. Ini bukan seni bela diri yang akan berdiri di satu tempat untuk waktu lama.

Though most students practice in Japan, Finland, and Sweden, there are also schools in the USA, Australia, and several other European countries. Meskipun sebagian besar siswa praktik di Jepang, Finlandia, dan Swedia, ada juga sekolah di Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Taido

Mendefinisikan budo Kreatif Baru
Posted: October 14th, 2009 | Author: admin | Filed under: Uncategorized | Tags: budo , karate , martial art , taido , taido karate | No Comments » Dikirim: 14 Oktober 2009 | Author: admin | Filed under: Uncategorized | Tags: budo , karate , seni bela diri , Taido , Taido karate | Tidak ada Komentar »

Taido is a martial art founded in Japan by Seiken Shukumine. Taido adalah seni bela diri yang didirikan di Jepang oleh Seiken Shukumine.

Taido has its beginnings in old-style Japanese martial arts. Taido memiliki awal dalam gaya lama seni bela diri Jepang. Fearing that Japanese Budo, particularly karate, were not adapting to meet the needs of society, Shukumine developed a style of Karate called Genseiryu in 1953. Khawatir bahwa budo Jepang, khususnya karate, tidak beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Shukumine mengembangkan gaya Karate disebut Genseiryu pada tahun 1953.

Later, Shukumine grew to see karate as narrow and static. Kemudian, Shukumine tumbuh untuk melihat karate sebagai sempit dan statis. He decided that the limitations of karate lay in its linearity. Dia memutuskan bahwa keterbatasan karate terletak pada linieritas tersebut. In 1964, he expanded his theories of motion beyond the boundaries of karate and established Taido . Pada tahun 1964, dia mengembangkan teori tentang gerak di luar batas-batas karate dan mendirikan Taido .

Shukumine meditated on how to make techniques more adaptable and universal. Shukumine merenungkan bagaimana membuat teknik yang lebih mudah beradaptasi dan universal. Taido's techniques offered many innovations: the inclusion of spinning and twisting movements, aerial maneuvers, fast and effective footwork, and a changing body axis. teknik Taido yang ditawarkan banyak inovasi: masuknya manuver berputar dan gerakan berputar, udara, cepat dan efektif gerak kaki, dan sumbu tubuh berubah. In Japanese, Taido means “way of the body.” Dalam bahasa Jepang, Taido berarti "cara tubuh."

Why is Taido different from karate? Mengapa Taido berbeda dari karate? Taido techniques employ changes of the body's axis in order to facilitate simultaneous defense and kicking techniques. teknik Taido mempekerjakan perubahan sumbu tubuh untuk memfasilitasi pertahanan simultan dan teknik menendang. Taido also relies on the use of footwork to take strategic angles and distance to the opponent. Taido juga bergantung pada penggunaan gerak kaki untuk mengambil sudut strategis dan jarak ke lawan. This footwork is functionally connected to the body mechanics that form the basis of each kick, punch, or other technique. gerak kaki ini secara fungsional dihubungkan dengan mekanika tubuh yang membentuk dasar dari setiap kick, punch, atau teknik lainnya. Taido uses exciting body movement to create strong techniques and determine the spatial relationship with the opponent. Menggunakan gerakan tubuh Taido menarik untuk menciptakan teknik yang kuat dan menentukan hubungan spasial dengan lawan.

Taido's strategy is based on immediate reaction to dynamic challenges instead of pre-determined algorithms of aggression and defense. Taido strategi ini didasarkan pada reaksi langsung terhadap tantangan yang dinamis, bukan algoritma yang telah ditentukan sebelumnya agresi dan pertahanan. Taido's movements are also designed for improving health and longevity. gerakan Taido itu juga dirancang untuk meningkatkan kesehatan dan umur panjang.

Taido's original objective was, and continues to be, the application of scientific methodology and classical values to the evolution of the martial arts. Tujuan asli Taido adalah, dan terus menjadi, penerapan metodologi ilmiah dan nilai-nilai klasik pada evolusi seni bela diri. According to its creator, Taido's ultimate objective is to enable its practitioners to function at a high level in society. Menurut penciptanya, Taido Tujuan akhir adalah untuk memungkinkan praktisi untuk berfungsi pada tingkat yang tinggi di masyarakat.

There are five essential principles in Taido. Ada lima prinsip penting dalam Taido. Keep your mind as clear and uncluttered as the polished surface of a still pond. Jaga pikiran Anda sebagai jelas dan rapi sebagai permukaan dipoles dari kolam yang tenang. This way you will understand the heart of your environment. Dengan cara ini Anda akan memahami jantung lingkungan Anda. Having a responsive attitude will help you avoid confusion. Memiliki sikap responsif akan membantu Anda menghindari kebingungan. Be confident. Jadilah percaya diri. Body and spirit must be united. Tubuh dan jiwa harus bersatu. Hold yourself with dignity and you need never fear insult. Tahan diri Anda sendiri dengan martabat dan Anda tak perlu takut menghina. Invigorate your spirit from the source of energy deep in your abdomen. Menyegarkan jiwa Anda dari sumber energi yang jauh di dalam perut Anda. With the right intention you will never be threatened. Dengan niat yang tepat Anda tidak akan terancam. In every thing you do, follow the correct precepts you have practiced. Dalam setiap hal yang Anda lakukan, mengikuti aturan yang benar Anda telah berlatih. Following these principles, you react quickly. Setelah prinsip-prinsip ini, Anda bereaksi dengan cepat. Be adaptable in your movement and keep freedom of physical movement. Jadilah beradaptasi dalam gerakan Anda dan menjaga kebebasan gerakan fisik. The right methods will prevent you from being defeated. Metode yang tepat akan mencegah Anda untuk dikalahkan.

Taido includes five classes of body movements: vertical spinning movement, ascending and descending jumping movement, lever-like movement characterized by tilting the body's axis, horizontal spinning movement, and gymnastic movements. Taido meliputi lima kelas dari gerakan tubuh: gerakan berputar vertikal, naik dan turun melompat gerakan, gerakan tuas seperti ditandai dengan memiringkan sumbu tubuh, gerakan berputar horisontal, dan gerakan senam.

These movements are connected with punches, kicks, and other attacks. Gerakan-gerakan ini terhubung dengan pukulan, tendangan, dan serangan lainnya. The last category, called “ tentai ,” includes gymnastic movements, for instance back-flips, which makes Taido exciting to watch. Kategori terakhir, yang disebut "tentai," termasuk gerakan senam, misalnya back-flips, yang membuat Taido menarik untuk menonton. Taido has a special mehtod of footwork, which is called unsoku , as well as non-stepping locomotion, called unshin . Taido memiliki mehtod khusus gerak kaki, yang disebut unsoku , serta loncatan gerak non, disebut unshin.

Tournaments in Taido include sparring, forms, and Tenkai, which is a mock combat between one “hero” and five opponents. Turnamen sedang dalam Taido termasuk perselisihan, bentuk, dan Tenkai, yang merupakan memerangi mock antara satu "pahlawan" dan lima lawan. In Tenkai the judges award points to the teams in a similar manner as is done in figure skating. Dalam Tenkai poin penghargaan hakim untuk tim dengan cara yang sama seperti yang dilakukan di skating gambar.

Even after this explanation, unless you've actually witnessed Taido, you probably still won't have any solid concept of what Taido is about. Bahkan setelah penjelasan ini, kecuali jika Anda benar-benar menyaksikan Taido, Anda mungkin masih tidak akan memiliki konsep yang kuat tentang apa yang Taido sekitar. Also, merely watching the techniques doesn't show you what Taido is necessarily about. Juga, hanya menonton teknik tidak menunjukkan apa yang harus Taido tentang. To truly get any budo, you have to get an idea of why the techniques are performed as they are. Untuk benar-benar mendapatkan budo apapun, Anda harus mendapatkan ide tentang mengapa teknik-teknik yang dilakukan sebagai mereka.

Of course, Taido is changing art, so no explanation can really encapsulate everything that Taido is. Tentu saja, Taido berubah seni, sehingga tidak ada penjelasan yang benar-benar dapat merangkum semua yang Taido ini. Everyone eventually develops their own ways to apply Taido to what they do and skills. Semua orang akhirnya mengembangkan cara-cara mereka sendiri untuk menerapkan Taido untuk apa yang mereka lakukan dan keterampilan. Taido students practice responding creatively. Taido siswa praktek menanggapi kreatif. This is not a martial art that will stand in one place for long. Ini bukan seni bela diri yang akan berdiri di satu tempat untuk waktu lama.

Though most students practice in Japan, Finland, and Sweden, there are also schools in the USA, Australia, and several other European countries. Meskipun sebagian besar siswa praktik di Jepang, Finlandia, dan Swedia, ada juga sekolah di Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Eropa lainnya.

berbagai varian Aliran dalam Aikido

Monday, 27 July 2009

*
berbagai varian Aliran dalam Aikido
Aikido memiliki banyak varian style. Dalam hal ini semua dikarenakan perbedaan interpretasi dalam pemahaman Aikido dan juga penerapannya. Aikido memiliki organisasi internasional yakni IAF (International Aikdo Foundation) dan juga headquarter yang bernama Hombu Dojo dimana bernaung organiasi aikido yang paling besar di dunia AIKIKAI.

Aikikai merupakan generasi pertama dari varian Aikido dimana banyak yang mengatakan bahwa merupakan Ueshiba Aikido atau yang lebih dapat dikatakan adalah Aikido yang masih menrapkan prinsip-prinsip dan style dari Morihei sang founder. Generasi kedua merupakan generasi para Uchi Desi dang founder dimana setiap murid memiliki interpretasi sendiri-sendiri.


Generasi Pertama

Aikikai, dimana merupakai organisasi Aikido terbesar di dunia. memiliki markas besar di Hombu Dojo dan sampai saat ini masih dipimpin oleh cucu sang pendiri Moriteru Ueshiba (植芝 守央 Ueshiba Moriteru, born 1951).

Generasi Kedua

Generasi Kedua dari svarian style aikido ditemukan oleh para murid Ueshiba. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
1. Yoshinkan Aikido, yang didirikan oleh Gozo Shioda tahun 1955
2. Yoseikan Aikido, yang didirikan oleh Minoru Mochizuki tahun1931
3. Shodokan Aikido, yang didirikan oleh Kenji Tomiki tahun 1967
4. Manseikan Aikido, yang didirikan oleh Kanshu Sunadomori tahun 1954, sebagai aliran independen yang berpusat di kyushu.


Perbedaan aliran itu tidak menimbulkan pertentangan sampai Ueshiba Morihei meninggal dunia kecuali Shodokan Aikido yang menyebabkan banyak kontroversi akibat diperbolehkannya semacam kompetisi yang tentunya hal ini mencederai prinsip dan semangat dari aikido.

Setelah Ueshiba meninggal muncul beberapa aliran aikido baru, diantaranya :
1. Ki Society, yang didirikan oleh Koichi Tohei tahun 1974, Ki Society atau ki aikido didirikan akibat konflik antara koichi tohei dan kishomaru ueshiba yang pada saat itu merupakan pimpinan dari aikikai foundation. Pertentangan itu disebabkan oleh perbedaan pendapat mengenai ki development dalam latihan reguler. Setelah Tohei pergi dari aikikai, maka Tohei mendirikan organisasinya sendiri yang diberi nama Shin Shin Toitsu Aikido, dan menamakan Aikidonya ki aikido.
2. Suenaka-ha tetsugaku-ho wadokai Aikido, yang didirikan oleh Roy Y Sunaka tahun 1975
3. Iwama Ryu, Aliran ini berkembang di daerah iwama jepang. Yang mengembangkan metodologi pengajaran aliran iwama adalah Morihiro Saito. Walaupun aliran iwama masih diakui sebagai bagian dari Aikikai, namun kematian Saito membuat perpecahan di kubu iwama-ryu. Dimana satu pihak mendukung untuk tetap berafiliasi dengan aikikai dan yang lain mendirikan organisasi independen Shinshin Aikishuren Kai (神信合気修練会?) dibawah pemimpinnya Hitohiro Saito.
4. Kokushai Aikido Kenshukai Kobayashi Hirokazu Ha (Kobayashi Aikido) yang didirikan oleh Hirokazo Kobayashi.

Aliran Aikido terus berkembag termasuk diantaranya yang independen dan tidak memiliki afiliasi dengan aliran yang disebutkan diatas.

Generasi Ketiga
1. Shin'ei Taido (親英体道) aliran ini mendekati aikido tradisional, ditemukan tahun 1956 oleh Noriaki Inoue (1902-1994) yang juga merupakan kemenakan dari Morihei
2. TendoRyu Aikido (天道流合気道 Tendō-ryū Aikidō) didirikan oleh Kenji Shimizu tahun 1982. Mendirikan Shimizu Dojo di tahun 1969 dan menamakan ulang Tendokan
3. Kokikai Aikido Internasional, didirikan oleh Shuji maruyama tahun 1986
4. Fugakukai International Asscociation, didirikan 1982 memiliki akar yang sama dengan shodokan tanpa elemen kom[petisi
5. Yoshokai, didirikan tahun 1991 oleh Takashi Kushida yang merupakan senior instruktur dari Yoshinkan Aikido
6. Aikido Yuishinkai Internasional, didirikan 1996 oleh Koretoshi Maruyama
7. Keijutsukai Aikido didirikan februari 1980 didirikan oleh Thomas H Makuyama. Keijutsukai berarti police/security technique.

aliran aikido

Yoshinkan, Aikido Gaya Keras
Dalam dunia Aikido berbagai gaya ada. Yang utama termasuk Aikikai, Yoshinkan Yoseikan, Shodokan Aikido, Ki Masyarakat dan lwama. Aikikai adalah gaya yang dipimpin oleh O-sensei's keturunan dan tetap menjadi organisasi Aikido terbesar.

Sementara itu, Yoshinkan didirikan oleh Gozo Shioda dan dikenal dengan praktek kaku yang tepat atau akurat. Shodokan Aikido yang digunakan untuk melatih dengan perdebatan dan berdasarkan aturan kompetisi. The Ki Society di Sementara itu berfokus pada pelatihan atau program khusus untuk mengembangkan ki. Lwama gaya yang memberikan perhatian lebih pada integrasi barehand senjata dan teknik. Ini adalah hanya beberapa dari
sekolah-sekolah utama Aikido. Mari kita fokus pada satu: gaya Yoshinkan.


Gozo Shioda, seperti kebanyakan dari pendiri Aikido utama sekolah-sekolah, adalah seorang mahasiswa atau O-sensei Morihei Ueshiba, pendiri Aikido. Sebagian besar siswa O-sensei membangun sekolah-sekolah mereka sendiri Aikido didasarkan pada pemahaman mereka pada ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip dasar Aikido O-sensei yang mengajar mereka.

Aikido Shioda's Yoshinkan berfokus pada dasar-dasar Aikido. Enam gerakan dasar atau diajarkan kihon dosa berulang kali untuk Yoshinkan siswa. Siswa gaya ini menghabiskan banyak waktu dari rejimen pelatihan mereka mengulangi gerakan-gerakan dasar dalam teknik Aikido.

Namun, kadang-kadang pandangan pengamat luar Yoshinkan Aikidokas atau yang praktek Aikido sebagai memiliki terlalu otomatis atau terlalu kaku gerakan karena ketaatan mereka kepada teknik dan pelaksanaan yang benar setiap gerakan.

Inilah sebabnya Yoshinkan kadang-kadang disebut sebagai "gaya keras". Yoshinkan Aikidokas akan berlatih dasar-dasar dalam bentuk gerakan solo yang disebut kata. Namun demikian, sebagai Aikidokas Yoshinkan mendapatkan lebih banyak pengalaman, gerakan mereka menjadi lebih cair dan pada akhirnya akan mengembangkan teknik spontanitas.

Faktor pembeda lain Yoshinkan adalah posisi dari Aikidoka kaki dan pinggul. Gaya Aikido lain, para Aikidoka akan posisi tubuh mereka sedemikian rupa sehingga kaki depan lurus menunjuk ke depan sedangkan kaki belakang pada sudut 90 derajat ke depan.

Sementara itu pinggul agak ke samping. Posisi ini disebut kamae. Untuk Yoshinkan Aikidokas di sisi lain, dasar atau posisi normal melibatkan pinggul persegi dengan siku kaki depan sedikit keluar.

Pelatihan di bawah Yoshinkan Aikido berarti berulang kali berlatih teknik dasar sekitar 150 sampai Anda mendapatkan tepat pelaksanaan yang benar setiap gerakan atau teknik. Menguasai masing-masing dan setiap teknik yang akan membawa Aikidokas untuk menguasai sisa 3.000. Tidak seperti gaya lainnya, tidak Yoshinkan studi senjata apa pun bentuk dan praktek dengan senjata hanya sebagai bagian dari Aikido teknik tangan terbuka terutama dalam bidang pertahanan terhadap senjata bantalan gerakan lawan. Juga, Yoshinkan Aikido tidak berpartisipasi dalam kompetisi. Fokus Shioda's Aikido adalah pertahanan diri.

Ini adalah Robert Twigger yang membuat Yoshinkan Aikido dipopulerkan melalui bukunya Marah Putih piyama. Twigger, seorang penulis perjalanan Inggris dan petualang, rinci dalam bukunya yang ketat dan lebih sering kursus pelatihan mengerikan bahwa ia harus menanggung ketika dia mendaftar ke sebuah program 11-bulan Yoshinkan dimaksudkan untuk melatih instruktur.

Twigger's deskripsi pelatihan ketat dan menyiksa dirinya rutinitas yang diterima sejumlah kritik dari komunitas seni bela diri. Meskipun demikian, ia menerima beberapa pujian untuk menyampaikan pandangan yang realistis pengalamannya dengan Yoshinkan Aikido.

Minggu, 31 Januari 2010

kungfu muslim

Contents
[hide]

* 1 Bajiquan
* 2 Zhaquan
* 3 Qishiquan
* 4 Huihui Shiba Zhou
* 5 Xinyiliuhequan
* 6 Piguaquan
* 7 Tantui

Sabtu, 16 Januari 2010

Yoseikan

Yoseikan
Yoseikan adalah gaya yang relatif baru karate, didirikan oleh Hiroo Mochizuki. Hiroo lebih dari memenuhi syarat untuk membentuk gaya baru, sebagaimana ia dilatih di bawah Minoru Mochizuki ayahnya, salah satu master seni bela diri yang besar pada waktu.

Hiroo Dan juga memperoleh nilai di beberapa seni bela diri lain termasuk Wado Ryu, Aikido, Jujitsu, iaido dan Judo. Hiroo kemudian mampu memadukan semua komponen dari seni bela diri untuk membentuk apa yang sekarang Yoseikan.

Yoseikan Asal: Jepang
Pendiri Yoseikan: Hiroo Mochizuki 1960-an

Choy Li Fut Kung Fu

Choy Li Fut Kung Fu

Choy Li Fut adalah kombinasi dari banyak seni bela diri gaya cina (termasuk gaya Utara dan Selatan), dan mencakup lima hewan - Tiger, Dragon, Crane, Leopard, Snake.
Choy Li Fut dikembangkan pada 1836 oleh Chan Heung, yang belajar seni bela diri dari pamannya, Boxer Shaolin yang terkenal. Chan Heung menamai amalgation Kung-Fu gaya setelah dua guru, Fok Choy dan Li Yau-San. Fut berarti Buddha dalam bahasa Kanton, dan ditambahkan ke nama gaya barunya sebagai pengakuan pamannya dan Shaolin akar dari sistem.

Choy Li Fut adalah yang efektif sistem pertahanan diri dan berisi berbagai teknik, termasuk panjang dan jarak pukulan, tendangan, menyapu dan takedowns, titik tekanan mematikan serangan, bersama kunci, dan bergulat. Ini juga praktek banyak Kung Fu senjata tradisional.
Walaupun jarang di luar Cina, Choy Li Fut tetap menjadi sangat populer gaya seni bela diri di daratan Cina hari ini.
Asal Choy Li Fut Kung Fu: cina
Pendiri Choy Li Fut Kung Fu: Chan Heung, pada tahun 1836

Taido

Taido(躰道) adalah seni bela diri dari Jepang yang didirikan oleh Seiken Shukumine pada 1965. Nama "Taido" berarti "caranya tubuh dan jiwa" (internal dan eksternal). Taido punya sisilah di karate Okinawa. Pertama Seiken Shukumine mendirikan Genseiryu karate pada 1950an, tetapi pada tahun 1960-an beliau menemukan bahwa aliran bela diri beliau sudah jauh menyimpang dari karate, dengan demikian beliau mendirikan aliran bela diri baru dangan nama Taido
Teknik Dasar

Taido memiliki lima bentuk teknik dasar yaitu:

Sen-tai
Tehnik-tehnik yang termasuk di bentuk ini mencangkup gerakan-gerakan yang menggunakan rotasi vertikal tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang.
Un-tai
Bentuk ini mencakup tehnik-tehnik gerakan yang menggunakan berat tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang, dengan cara menghentakkan kaki atau melompat
Hen-tai
Bentuk ini mempergunakan perubahan momentum yang dihasilkan oleh perubahan sumbu tubuh untuk menghasilkan tenaga serang, bentuk ini banyak digunakan untuk menyerang sekaligus menghindar dari serangan lawan.
Nen-tai
Bentuk ini mempergunakan rotasi horizontal tubuh petarung untuk menghasilkan tenaga serang.

Ten-tai
Bentuk ini menggunakan gerakan-gerakan akrobatik untuk menembus pertahanan lawan dan sekaligus menghasilkan tenaga serang. Back flip, roll dan back spring adalah contoh dari gerakan-gerakan yang digunakan dalam bentuk ini.

[sunting] Filosofi

1. Moto Taido adalah "menyerang sekaligus bertahan". Tidak seperti cabang-cabang bela diri lainnya, Taido lebih mementingkan "evasion" (menghindari serangan) sedangkan tangkisan hanya digunakan sebagai pilihan terakhir. Ide ini didasarkan pada kenyataan dimana pada pertarungan sesungguhnya, perbedaan berat tubuh antara petarung bisa melebihi 20 kg, sedangkan dengan perbedaan sebesar 10 kg saja tangkisan sudah tidak dianjurkan untuk digunakan.
2. Menyerang dari sudut yang berbeda. Taido tidak menganjurkan serang langsung dari depan, melainkan memilih untuk menyerang bagian tubuh lawan yang tidak dijaga. Untuk mencapai tujuan ini, petarung taido tidak diam di satu tempat tetapi selalu bergerak memutari lawannya. Selain untuk mencari titik lemah lawan, tujuan dari gerakan memutar ini adalah untuk menyembunyikan gerakan tiba-tiba yang dapet diidentifikasikan lawan sebagai awal dari serangan.

[sunting] Pertandingan

Ada lima kategori yang dipertandingkan di taido yaitu:

Hokei
Adalah rangkaian tehnik yang sudah dijadikan standar, kedudukan hokei di taido dapat disamakan dengan kedudukan Kata di karate.
Dantai-hokei
Mempertandingkan hokei yang dilakukan per tim, tim ini biasanya terdiri dari lima personil.
Tenkai
Kategori ini adalah pertandingan yang hanya dapat ditemukan di Taido. Tiap tim terdiri dari enam orang petarung, dan enam orang ini akan merangkai sebuah koreografi bela diri lima lawan satu. Pemeran utama di koreografi ini akan mengalahkan lima orang lainnya dalam waktu 30 detik. Kategori ini biasanya sangatlah spektakuler layaknya adegan film action bela diri. [2]
Jissen
arti kata jissen adalah "pertarungan sesungguhnya" dengan demikian kategori ini dapat pula disamakan dengan sparring. Perbedaan taido dengan cabang bela diri lain dapat dilihat dari pertandingan ini. Karena lain dari bela diri yang lain, Taido tidak memiliki pembagian kelas berdasarkan berat tubuh, dan tidak juga menggunakan pelindung tubuh. Di kategori ini pula para petarung diuji dalam hal pengontrolan tehnik mereka, petarung diwajibkan untuk memukul lawan mereka menggunakan tehnik yang sempurna dengan kecepatan penuh namun secara terkontrol, mereka dilarang mencederai lawan mereka.
Dantai-jissen
ini adalah pertarungan lima lawan lima, dan tim yang berhasil mendapatkan 3 kemenangan akan maju ke babak selanjutnya.

Jogo do pau

Banyak sosiedade memandang pedang seperti senjata yang sakti, dan hanya dipegang oleh ksatria. Masyarakyat biasa tidak bisa menggunakan pedang, dan sebab itu mereka mengembankan macam-macam sistem untuk bisa bela diri atau berkelahi dengan tangan kosong saja atau dengan alat-alat sehari-hari. Siapa yang menggenal cerita tentang bagaimana karate muncur di Okinawa (dan kata “karaté” berarti “tangan kosong” di dalam bahasa Jepang) juga mengetahui bahwa sistem ini muncur bersamaan dengan kobudo, yang meliputi teknik dengan menggunakan parang, toya, alat dibuat dari kayu untuk menggiling padi, dll... Dengan alat-alat dan teknik ini petani atau nelayan bisa melawan, ketika memerlukan, samurai kuat yang menempati tanah-air mereka dan menggunakan katana-samurai atau tombak dan pedang lain-lain perang. Di Portugal juga masyarakyat biasa memunculkan sebuah sistem untuk membela diri menggunakan toya yang pengembala dan petani biasanya bahwa kemana-mana, sampai beberapa tahun yang lalu. Sistem ini dikenal dengan nama Jogo do Pau, kata “jogo” (membaca “jogu”) berarti “teknik” dan “pau” berarti “toya”, artinya ‘teknik toya’.

Pada abad XX, di semua tempat di Portugal, tapi lebih-lebih di Utara, masih terjadi biasanya orang-orang berkelahi dengan toya iha pasar dan di pesta-pesta untuk merayakan Santo-Santo katolik. Kadang-kadang satu desa melawan desa yang lain, kadang-kadang juga seorang melawan orang yang lain, kadang-kadang satu orang melawan banyak orang. Pada waktu itu ada banyak “puxador” (kata ini digunakan untuk memanggil para pesilat dari Utara) dan para “varredor de feiras” (orang-orang ini “jogador” (pesilat) terkenal yang mondar-mandir ke pasar-pasar dan pesta-pesta untuk menggusarkan para pesilat yang lain, dan, ketika menang, menunjukkan bahwa mereka yang terbaik). Mestre Monteiro, seorang dari daerah Fafe, menceritakan tentang pada waktu ayahnya masih remaja ada dua desa yang setiap hari-Minggu pergi misa di satu gereja kecil, dan setiap laki-laki, remaja dan tua, membawa toya, menurut adat, dan karena itu pada saat mereka berlutut di dalam misa toya kelihatan berdiri tegak, lebih tinggi dari kepala mereka. Pada waktu misa selesai, di tempat kosong yang dekat, para remaja dari dua desa ini biasanya bertengkar, karena hal-hal kecil (melempar kata-kata ke cewek dari desa yang lain, seorang laki-laki cemburu karena gadis yang dia suka jalan dengan laki-laki yang lain, memarahi karena seorang mengalikan air dari sawah mereka) dan mereka memecakan masalah lewat berkelahi dengan toya. Tapi jangan pikir mereka berkelahi sembarang tanpa aturan. Mereka mengikuti kode etik yang melarang pesilat memukul laki-laki yang tidak membawa toya, atau laki-laki yang sudah jatuh ke tanah. Para pesilat masih biasa menceritakan macam-macam cerita lama, seperti contohnya tentang seorang pria bernama "Manilha", yang, pada saat tiga orang menyerang dia di jalan, lawan mereka sampai dia menang dan menghilankan toya dari tangan mereka dan sesudah itu dia juga buang toyanya sendiri ke tanah. Dan cerita yang lain tentang seorang “jogador” terbagus, dari daerah-Porto, bernama Carvalho dan bekerja jual kerbau, yang di pasar tanggal 26 di desa-Anjeja, dekat Aveiro, bisa bertahan sendiri terhadap kelompok yang menyerangnya, sampai dia tersandung dan jatuh ke tanah. Pada waktu itu penyerang yang terbaik melompat ke sampingnya, siap untuk membela dia, dan berkata ke teman-temannya jika siapa yang ingin berkelahi seorang berani itu harus berkelahi dengan saya dulu. Di dalam sastra juga bisa menemukan banyak cerita tentang jogo do pau, contohnya di buku-buku dari para penulis seperti Aquilino Ribeiro dan Miguel Torga. Mulai dari 30an jogo do pau mulai hilang. Ada macam-macam alasan: perilaku autoritas polisi, yang, untuk menjauhi orang-orang bertengkar babak belur, melarang orang-orang menggunakan toya di tempat pasar; banyak laki-laki beremigrasi ke kota atau ke luar negeri; biasanya banyak orang mulai menggunakan senjata-api, dan ini membuat orang sudah tidak perlu bekerja keras untuk mempelajari teknik selama banyak waktu untuk membela dira dengan toya.
Mestres atau Pendekar-pendekar

Selama sejarah jogo do pau ada banyak “mestre” (pendekar) terkenal di berbagai daerah di Portugal. Kita bisa menyebut beberapa: Mestre António Nunes Caçador, Mestre Frederico Hopffer, Mestre Júlio Hopffer, Mestre Joaquim Baú, Mestre Calado Campos dan anaknya, Mestre Chula, Mestre Custódio Neves, Mestre Pedro Ferreira, Mestre Elias Gameiro, Mestre Nuno Russo, Mestre Manuel Monteiro, dll... Mestre Pedro Ferreira (lahir 26 Maret 1915 – meninggal 24 September 1996) sangat terkenal karena beliau memperkembangkan teknik sangat baik, mengabungkan Aliran Utara dengan Aliran Lisabon, semua aliran dikuasai olehnya. Banyak mestre yang sedang mengajar sekarang, dahulu mereka juga murid Mestre Ferreira. Ian melanjutkan praktek jogo do pau selama hidupnya, dan para pesilat yang lain masih menggangap beliaun seperti pesilat sangat baik sampai beliaun meninggal. Ian yang Mestre (Pendekar) di sekolah Ateneu Comercial de Lisboa, sampai akhirnya beliaun menyerahkan tangun-jawab ke Mestre Manuel Monteiro, pengantinya

Hapkido

Shin Son Hapkido merupakan salah satu olahraga bela diri yang berasal dari Korea di samping Taekwondo. Hapkido bergerak berdasarkan prinsip lingkaran yang memanfaatkan kekuatan lawan. Teknik-teknik dalam Hapkido antara lain meliputi pukulan, tendangan, kuncian, bantingan, jurus, serta latihan senjata.

pendiri
Choi Yong Sul

Seni pendahulu
Daito-ryu Aikijujutsu

Wing Tsun

Wing Tsun adalah sejenis seni bela diri yang merupakan salah satu cabang kung fu yang dikembangkan oleh murid Guru Yip Man bernama Leung Ting. Bela diri ini turut menjadi populer karena juga dipelajari aktor bela diri terkenal, Bruce Lee.

Capoeira

Capoeira merupakan sebuah olah raga bela diri yang dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi oleh musik dan disebut Jogo. Capoeira sering dikritik karena banyak orang meragukan keampuhannya dalam pertarungan sungguhan, dibanding seni bela diri lainnya seperti Karate atau Taekwondo.

Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.

Sejak masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll...; ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.

Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa mereka belajar menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis – “Capoeira é prá homi, / mininu e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, / anak-anak dan perempuan).

Di Indonesia, sama seperti di negara-negara yang lain, kemungkinan Capoeira akan semakin berkembang.

Beberapa gerakan dalam Capoeira:

1. Ginga
2. Handstand
3. Backflip
4. Headspin
5. Handstand Whirling
merupakan sebuah olah raga bela diri yang dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi oleh musik dan disebut Jogo. Capoeira sering dikritik karena banyak orang meragukan keampuhannya dalam pertarungan sungguhan, dibanding seni bela diri lainnya seperti Karate atau Taekwondo.

Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.

Sejak masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll...; ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.

Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa mereka belajar menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis – “Capoeira é prá homi, / mininu e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, / anak-anak dan perempuan).

Di Indonesia, sama seperti di negara-negara yang lain, kemungkinan Capoeira akan semakin berkembang.

Beberapa gerakan dalam Capoeira:

1. Ginga
2. Handstand
3. Backflip
4. Headspin
5. Handstand Whirling
master
0.Mestre Bimba
1.Mestre Pastinha
2.Mestre João Grande
3.Mestre João Pequeno

http://id.wikipedia.org/wiki/Capoeira

kempo

Kempo adalah nama generik untuk beberapa aliran Seni bela diri yang berasal dari Jepang dan banyak menggunakan permainan tangan. Jadi bukan nama satu aliran saja melainkan nama dari banyak aliran dan metode. Arti dari Kempo sendiri adalah beladiri dengan permainan tangan (didalam bahasa Mandarin disebut Quanfa).

Adapun beberapa aliran Kempo yang terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:

1. Tenshin Koryu Kempo, seni beladiri yang sudah berusia ratusan tahun sejak sebelum zaman Tokugawa (Era Meiji). Guru besar terakhir dari aliran ini adalah Ueno Takashi. Beladiri Tenshin Koryu Kempo ini berasal dari kombinasi antara Jujutsu aliran Shinto Tenshin-ryu, teknik persenjataan dan tangan kosong Asayama Ichiden-ryu dan Shinto Muso-ryu dengan jurus Daken Taijutsu aliran Hontai Kijin Chosui-ryu Kukishinden Daken Taijutsu. Salah satu pewaris dari aliran ini adalah grandmaster Shoto Tanemura dari Genbukan Dojo
2. Nihon Kempo, seni beladiri modern hasil ciptaan Master Masaru Sawayama. Beladiri yang unik dan merupakan kombinasi teknik pukul-tendang dari Karate dengan teknik bantingan dan pergumulan dari Judo dan Jujutsu. Sekarang sudah menjadi sebuah olahraga yang diminati di berbagai negara.
3. Kosho-ryu Kempo, seni beladiri turun temurun dari keluarga Mitose. Grandmaster terakhir dari aliran ini adalah Masayoshi Mitose yang kemudian menurunkan ilmunya kepada murid-muridnya yang berkebangsaan Amerika. Sehingga aliran Kempo ini dikenal dengan nama American Kenpo Karate.
4. Shorinji Kempo, seni beladiri berasal dari gabungan Indo Kempo (Ilmu Bela diri dari India) dan ilmu ketabiban Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma/ Dharma Taishi/ Tatmo Cowsu seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin.

Senin, 11 Januari 2010

Silambam

Asal Usul
Silambam adalah sejenis seni bela diri yang ditumbuhkembangkan oleh orang Tamil di India. Kata Silambam dapat mempunyai beberapa arti, yaitu: (1) gerakan-gerakan bela diri tanpa menggunakan senjata maupun dengan senjata seperti: tongkat kayu, pedang, tombak dan lain sebagainya; (2) sebuah pertandingan; (3) tindakan untuk menakuti orang lain; dan (4) cara dalam memutarkan tongkat kayu. Lepas dari berbagai pengertian itu yang jelas Silambam adalah satu dari 64 jenis seni bela diri yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Tamil, dengan tujuan agar orang-orang yang mempelajarinya menjadi manusia yang sempurna. Selain itu, Silambam juga dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti: sakit perut, susah buang air besar, dan masuk angin.

Konon, seni bela diri Silambam ini telah ada sejak zaman prasejarah atau sekitar 5.000 tahun yang lalu (sebelum bangsa Arya datang ke India). Di Cina dan Jepang baru dikenal pada awal abad ke-16. Pembawanya adalah penyebar agama Budha. Di kedua negara itu, malahan Silambam pernah menjadi suatu menu wajib ketentaraan. Dalam hal ini, sebelum tentara (prajurit) menggunkan pedang, terlebih dahulu harus menguasai seni bela diri ini. Di Malaysia sendiri baru dikenal sekitar abad ke-18, yaitu ketika penjajah (Inggris) mendatangkan pekerja-pekerja Tamil dari India. Orang-orang Tamil inilah yang kemudian memperkenalkannya kepada orang Melayu.

Pada masa Perang Dunia II seni bela diri ini sangat populer, terutama di daerah Kuala Selangor, Kapar, dan Kelang. Sebenarnya pemerintah jajahan (Inggris) melarangnya, namun seni bela diri itu tetap diajarkan dengan cara sembunyi-sembunyi (di hutan atau di tempat-tempat yang dianggapnya aman). Saat ini seni bela diri Silambam di Malaysia telah berkembang menjadi suatu olah raga yang dipertandingkan dengan aturan-atutan yang khusus.

Teknik-teknik Khas Silambam
Dalam seni bela diri ini seseorang baru dikatakan ahli apabila ia menguasai teknik dan taktik dalam menjatuhkan lawan dalam langkah 16, 32 dan 64, hanya dengan menggerakkan empat bagian tubuh (kepala, bahu, pinggang dan kaki). Teknik-teknik lain yang biasanya juga di lakukan dalam seni bela diri ini adalah gerakan-gerakan yang menyerupai: kera, ular, katak, elang, dan gajah. Seorang ahli, dalam sebuah pertarungan, biasanya hanya mengamati mata musuhnya karena gerakan lawan biasanya sesuai dengan gerak-gerik matanya. Ketika bertarung biasanya pesilat menggunakan sebatang tongkat khusus yang terbuat dari bambu atau rotan yang berkualitas baik (panjangnya setinggi pesilat dan berdiameter sekitar 3 cm). Tongkat tersebut sebelum dijadikan sebagai alat harus direndam selama beberapa hari. Setelah itu, tongkat akan dipukulkan berkali-kali, baik ke permukaan air yang mengalir maupun air yang tenang (tidak mengalir). Hal itu dimaksudkan untuk menambah kekuatan dan kelenturan tongkat.

Aturan-aturan dalam Silambam
Ada aturan-aturan yang mesti diindahkan dalam pertandingan Silambam, yaitu: (1) peserta harus selalu memutarkan senjatanya (tongkat kayu) ketika sedang bertanding untuk memperoleh nilai; (2) peserta dilarang memegang lawan dengan satu tangan; dan (3) peserta hanya boleh memukul sasaran yang telah ditentukan. Apabila peraturan-peraturan tersebut dilanggar, maka peserta akan diberi peringatan dan nilai yang diperolehnya akan dibatalkan atau dikurangi.

Selain peraturan tersebut, pertandingan juga di bagi menjadi kelas-kelas menurut umur dan berat badan. Kelas-kelas itu adalah: (1) sub junior (hanya diikuti oleh anak-anak berumur di bawah 10 tahun); (2) junior (hanya diikuti oleh peserta yang beratnya antara 30--40 kilogram); (3) senior (hanya diikuti oleh peserta yang beratnya 50—75 kilogram ke atas); dan (4) kelas veteran (hanya diikuti oleh peserta yang berumur 45 tahun ke atas).

Selain pertandingan secara individual, juga ada yang beregu. Jumlah regu yang diperkenankan maksimal 20 regu. Setiap regu yang anggotanya terdiri dari 10 orang, diharuskan untuk menunjukkan kemahirannya (memutarkan tongkat kayu dengan berbagai macam teknik). Jadi, pertandingan yang dilakukan secara beregu bukan adu-fisik, melainkan hanya adu kemampuan memutarkan tongkat. Ragu yang menjadi pemenang adalah yang mempunyai teknik memutarkan tongkat paling baik (menurut dewan juri).

Nilai Budaya
Silambam sebagai suatu seni bela diri yang tumbuh dan berkembang Malaysia, jika dicermati mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu antara lain: kesehatan, kedisiplinan, kepercayaan diri, kesetiakawanan, dan Sportivitas.

Nilai kesehatan tercermin dari gerakan jurus-jurus dan teknik-teknik yang dilakukan oleh pesilatnya, baik ketika sedang berlatih maupun bertanding. Dengan mempraktekkan jurus-jurus dan atau teknik-teknik yang dipelajarinya, berarti pesilat Silambam harus menggerakkan kepala, bahu, pinggang, kaki, dan tangannya. Apalagi, ketika harus memutarkan tongkat dengan berbagai macam teknik. Gerakan-gerakan yang hampir meliputi seluruh anggota badan pada gilirannya akan membuat otot-otot mejadi kuat dan aliran darah pun menjadi lancar, sehingga badan menjadi sehat. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika kesehatan merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam seni bela diri Silambam.

Nilai kerja keras tercermin dari usaha untuk menguasai jurus-jurus dan teknik-teknik yang ada dalam seni bela diri Silambam, terutama ketika harus mengalahkan lawan pada langkah 16, 32 dan 64 dengan hanya dengan menggerakkan empat bagian tubuh (kepala, bahu, pinggang dan kaki). Tanpa kerja keras mustahil dapat menguasai dengan sempurna jurus-jurus dan atau teknik-teknik yang ada dalam Silambam. Tanpa kerja keras juga tidak dapat mengalahkan lawan dalam langkah 16, 32, dan 64. Bertolak dari pemikiran itu, maka kerja keras merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam seni bela diri Silambam.

Mempelajari seni bela diri Silambam, sebagaimana seni bela diri lainnya, berarti mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan, baik demi keselamatan dirinya maupun orang lain yang memerlukan pertolongannya. Dengan menguasai seni bela diri Silambam seseorang akan menjadi percaya diri dan karenanya tidak takut gangguan dan atau ancaman dari pihak lain. Bahkan, ia akan rela menolong orang yang tertindas. Bertolak dari pemikiran ini, maka kepercayaan diri merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam seni bela diri Silambam.

Mempelajari seni bela diri Silambam, sebagaimana mempelajari seni bela diri lainnya, memerlukan kedisiplinan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap aturan-aturan persilatan. Tanpa kedisiplinan diri dan taat serta patuh kepada aturan-aturan persilatan mustahil jurus-jurus dan teknik-teknik yang ditekuni dapat dikuasai dengan sempurna. Malahan, bukan hal yang mustahil dikeluarkan dari perguruan. Ini artinya, kedisiplinan merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam seni bela diri Silambam.

Perguruan seni bela diri Silambam adalah suatu keluarga besar. Artinya, orang-orang yang belajar di perguruan tersebut, satu dengan lainnya, menganggap tidak hanya sebagai saudara seperguruan tetapi juga teman seperguruan. Sebagai seorang saudara dan seorang teman tentunya akan tidak saling menyakiti, tetapi justeru saling tolong-menolong. Bahkan, rela berkorban demi kebaikan dan atau keselamatan teman. Bertolak dari pemikiran itu, dan ini sering terjadi di kalangan mereka, maka kesetiakawanan merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam seni bela diri Silambam.

Untuk “mengasah” ilmu silat setiap muridnya, pada umumnya di dalam sebuah perguruan silat diadakan latih-tanding dan pertandingan. Dalam latih-tanding atau pertandingan tersebut, tentu diperlukan adanya sikap dan perilaku yang sportif dari para pelakunya, sebab akan ada orang yang kalah dan menang. Nilai sportivitas tercermin dari pelaku Silambam yang kalah akan mengakui keunggulan lawan dan menerimanya dengan lapang dada. Oleh karena itu, sportivitas merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam seni bela diri Silambam. (AG/bdy/48/7-07)

Sumber:
http://asrul-manjoi.blogspot.com.
http://www.geocities.com.
Silambam 1